×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Palestina, Kebangkitan, dan Persatuan Umat

Selasa, 15 Juli 2025 | 20:42 WIB Last Updated 2025-07-15T13:42:34Z
TintaSiyasi.id -- Palestina, sampai saat ini masih terus bergejolak dan jumlah korban jiwa terus bertambah. Pada Sabtu, 28 Juni 2025, tercatat di Jalur Gaza bahwa warga Palestina yang meninggal mencapai 56.412 jiwa, dan 133.054 orang terluka. Dalam 24 jam terakhir, serangan brutal Israel kembali menambah korban: 81 orang meninggal dan 422 orang terluka (CNBCIndonesia.com, 29/06/2025).

Dikutip dari Republika.com (07/06/2025), Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Netanyahu, melakukan kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Kesepakatan tersebut memuat rencana bahwa Gaza akan diatur oleh empat negara Arab (termasuk Mesir dan UEA), bukan oleh Hamas lagi. Sebagian warga Gaza bahkan ditawari untuk pindah ke negara lain. Abraham Accords pun semakin diperluas; Suriah, Arab Saudi, dan negara-negara Arab lainnya diminta untuk mengakui Israel dan membuka hubungan diplomatik dengannya.

Fakta di atas sungguh menyayat hati. Sebagai saudara seiman, kita tentu merasa bahwa apa yang terjadi sangat tidak adil, dan ingin rasanya membantu untuk mengakhiri penderitaan mereka. Namun, yang lebih menyakitkan adalah melihat diamnya para pemimpin negeri-negeri Muslim, atau sikap mereka yang hanya mencari aman. Padahal, dunia mulai bergerak menuju Gaza, tetapi sekat kebangsaan itu justru makin nyata dan tak kunjung bisa dilewati.

Aksi-aksi kemanusiaan yang murni pun terhalang oleh tembok nasionalisme, yang menjadi penghalang bagi para aktivis yang ingin menolong saudara-saudara kita di Palestina. Inilah realitas pahit yang harus dihadapi. Palestina hingga kini tetap berjuang sendiri demi mempertahankan tanah yang sejatinya adalah milik kaum Muslimin. Meskipun korban terus berjatuhan, kegentaran itu tidak pernah tampak di wajah saudara kita—bahkan anak-anak Palestina tetap tegar menghadapi penjajahan dan peperangan ini.

Kuat, pantang menyerah, terus maju, dan percaya pada Allah Swt.—itulah kunci dari semua yang mereka lakukan. Walaupun tanpa makanan dan minuman yang layak, tanpa tempat berlindung, tanpa penerangan dan akses internet yang stabil, namun langkah perjuangan mereka tak pernah surut. Satu keyakinan yang selalu mereka genggam erat: bahwa Allah pasti akan menolong mereka. Karena Allah, dengan segala kekuasaan-Nya, sangatlah mudah memberikan pertolongan kepada rakyat Palestina.

Sungguh, surga terasa begitu dekat dengan mereka. Dan para syuhada yang gugur di medan juang pun tampak tersenyum saat menghembuskan napas terakhir. Masya Allah, begitu luar biasanya mereka. Lindungilah dan bantulah saudara kami, ya Rabb. Aamiin.

Permasalahan di Palestina tidak akan pernah selesai kecuali dengan persatuan kaum Muslimin dan tegaknya Daulah Islam. Dengan kekuatan dan pasukan yang kokoh, penjajah yang sebenarnya—yaitu Israel—akan dapat diusir sepenuhnya. Daulah Islam akan memberikan perlindungan nyata, bukan hanya untuk rakyat Palestina, tetapi juga seluruh kaum Muslimin di dunia.

Pasukan Daulah bukan sekadar pasukan militer biasa. Rahasia kekuatannya terletak pada akidah yang kokoh, yang menanamkan pandangan hidup yang khas: hidup mulia dengan Islam atau mati syahid. Keduanya merupakan puncak impian yang memenuhi hati dan benak setiap pejuang Islam. Dengan demikian, Daulah juga akan mampu menghentikan dominasi negara adidaya dan melenyapkan para penguasa pengkhianat dari tengah umat.

Sudah saatnya kita terus menyuarakan Islam dan penegakan Daulah Islam, agar seluruh persoalan umat di dunia ini memiliki solusi yang tuntas. Sebagai seorang Muslim, tentunya ada panggilan akidah untuk terus belajar, memahami, dan menyuarakan Islam kepada sesama. Ini penting agar umat memahami dengan benar bahwa satu-satunya solusi hakiki bagi penderitaan umat adalah dengan tegaknya Daulah Islam—Khilafah.

Semoga segera terwujud dan terlaksana.
Wallahu a‘lam.


Oleh: Mulyaningsih
Pemerhati Masalah Anak & Keluarga


Opini

×
Berita Terbaru Update