×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Medan Ulang Tahun, Masalah Rakyatnya Masih Bejibun

Selasa, 15 Juli 2025 | 08:35 WIB Last Updated 2025-07-15T01:35:38Z

TintaSiyasi.id -- Pemerintah Kota (Pemko) Medan menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Medan yang ke-435 tahun, umur yang tidak muda lagi. Di momentum HUT ke-435 Kota Medan, Rico Waas selaku wali kota Medan mengajak kita semua untuk tingkatkan akses layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, sanitasi dan transportasi publik. (okmedan.com, 1/7/2025)

Cita-cita Kota Medan sejalan dengan salah satu cita-cita bangsa Indonesia yakni memajukan kesejahteraan umum. Dengan umur 435 tahun, tentulah telah banyak "makan asam garam", namun semakin hari kota Medan sangat terlihat kemerosotannya dalam bidang apa pun.

Pengangguran adalah masalah utama di kota Medan. Ketika ada kabar tentang adanya lowongan pekerjaan maka para pencari kerja rela mengantre panjang untuk melamar. Ini menggambarkan betapa tingginya angka pengangguran di kota kita. Meski katanya data pengangguran di tahun ini mengalami penurunan, tapi itu hanyalah angka yang tidak ril dalam menggambarkan sebuah realita yang sebenarnya. Daya beli masyarakat lemah. UMKM yang banyak gulung tikar karena tingginya daya saing, kurangnya modal dan rendahnya daya beli. Skill warga yang tidak terasah. Bahkan pendidikan warganya yang rendah. Mental miskin juga banyak merasuki warga yang tidak memiliki kesadaran untuk maju.

Setiap warga Kota Medan selalu merasa was-was akan ketidakamanan kotanya. "Rayap besi" senantiasa berkeliaran melihat peluang apa saja yang bisa disikat habis. Meninggalkan rumah adalah pilihan yang berat karena kekhawatiran rumah akan dibobol maling. Di jalan merasa was-was karena begal yang tak kenal siang dan malam. Narkoba seperti jajanan harian saja. Broken home akibat ekonomi adalah angka yang tertinggi. Kalau sudah begini, apa lagi kelebihan Kota Medan?

Lapangan Merdeka yang katanya menghabiskan dana Rp 400 milyar lebih, ternyata gagal proyek. Basement yang digadang-gadang sebagai tempat parkir terluas dan ternyaman ternyata dibanjiri air hujan. Pengerjaannya pun hingga kini belum juga selesai. Lagi-lagi itu uang rakyat. Rakyat yang diperas. Rakyat seperti sapi perah. Akan diperah untuk proyek yang tidak mengarah kepada kemaslahatan rakyat, atau juga rakyat diperah untuk kepentingan dan kesenangan para penguasa dan pejabat pemerintah.

Kota Medan merayakan ulang tahun, tapi rakyatnya ampun-ampun. Permasalahan Kota Medan adalah permasalahan struktural. Kemiskinan kita juga kemiskinan terstruktur. Angka kriminal yang tinggi juga diakibatkan oleh sistem. Sulitnya lapangan pekerjaan adalah salah satu kendala kita. Berharap kemajuan ekonomi dari UMKM tapi ternyata UMKM kita pun kalah saing dan banyak diantaranya yang gulung tikar karena pintu impor dibuka keras dan juga ketersediaan modal yang tidak memadai. Biaya pendidikan mahal, birokrasi sekolah negeri yang rumit. Begitu juga sistem kesehatannya. Negara buang badan, menyerahkannya pada badan swasta yakni BPJS. Iuran BPJS yang tiap bulan wajib dibayar dan tak mau mengerti orang ada uang atau tidak, kalau tidak akan didenda. Membuat yang miskin dilarang sakit, dan hanya boleh minum obat warung saja.

Masalah kriminal selain dari kurangnya pendidikan agama, faktor pengangguran juga memberi kontribusi dalam memperparah kondisi lingkungan kota kita. Mau diselesaikan pun satu persatu tapi jika sistem masih rusak, maka pasti tidak akan pernah berubah Kota Medan kecuali berubah ke arah yang lebih buruk lagi. Buka mata buka hati, jujur pada diri, kita sudah merasa tidak aman lagi tinggal di Kota Medan tercinta ini.

Namun kita tidak boleh berputus asa. Kita masih punya harapan berubah ke arah yang lebih baik. Jika kita mengganti sistem sekuler yang rusak ini dengan sistem dari Rabb semesta alam, maka kita dijamin Allah menjadi umat yang terbaik. Karena sistem Islam adalah sistem dari Tuhan yang menciptakan manusia, Kota Medan, negeri kita Indonesia dan juga alam semesta. Dalam Islam, penguasa adalah junnah yang melindungi rakyatnya.

Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. al-Bukhari)

Khalifah wajib menjamin kebutuhan pokok setiap individu rakyatnya. Khalifah juga berkewajiban menjamin lapangan pekerjaan, seperti memberikan peluang kepada siapa saja yang mau menghidupkan tanah mati, mengharamkan penimbunan harta tanpa ada tujuan tertentu sehingga bisa saja hartanya dipergunakan untuk syirkah atau kerja sama dengan pengelola yang tidak punya modal dengan sistem syirkah islami. Pintu impor dan ekspor dibuka hanya karena demi kemaslahatan rakyatnya. Kebijakan-kebijakan yang dibuat pun bukan mengarah kepada keuntungan para pengusaha tapi memang hukum Islam yang tidak akan pernah menzalimi pihak mana pun baik untuk pengusaha atau untuk pekerja.

Setiap orang yang melakukan pelanggaran atau kemaksiatan, pasti akan dihukum tanpa pandang bulu. Keadilan ditegakkan berdasarkan syariat. Sanksi yang tegas akan membuat jerah bagi pelaku tindak kriminal.

Begitu juga ketentraman, kenyamanan, serta kesejahteraan akan secara otomatis bisa kita rasakan jika saja sistem Islam yang baik dari Yang Maha Baik ini kita wujudkan untuk Kota Medan, dan untuk Indonesia negeri kita yang tercinta.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Endah Sefria, S.E.
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update