TintaSiyasi.id -- Islam bukan sekadar agama dalam pengertian sempit seperti hanya ibadah ritual. Islam adalah manhaj hayah, yakni jalan hidup yang lengkap. Ia mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari spiritualitas pribadi hingga sistem pemerintahan, dari akhlak pribadi hingga kebijakan publik.
1. Dimensi Spiritual: Membersihkan Jiwa dan Mendekat kepada Allah
Islam memerintahkan shalat, puasa, dzikir, dan ibadah lainnya sebagai sarana penyucian jiwa. Tujuannya bukan hanya menguatkan hubungan vertikal dengan Allah, tetapi juga melahirkan manusia yang berakhlak mulia dan membawa rahmat bagi sesama. Allah berfirman:
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-‘Ankabut: 45).
2. Dimensi Politik: Menegakkan Keadilan dan Menjaga Tatanan Sosial
Islam tidak memisahkan agama dari kehidupan sosial dan politik. Bahkan, Rasulullah Saw. sendiri adalah seorang pemimpin negara, kepala militer, hakim, sekaligus pembimbing spiritual. Al-Qur'an mengatur tentang sistem hukum, ekonomi, keadilan sosial, hingga hubungan internasional.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat menegakkan keadilan...” (QS. Al-Hadid: 25).
3. Negara dalam Perspektif Islam
Negara bukan entitas netral dalam Islam, melainkan sarana penting untuk menegakkan syariat, menjaga keamanan, menyalurkan kesejahteraan, dan mencegah kemungkaran. Oleh karena itu, banyak ulama klasik dan kontemporer menegaskan bahwa keberadaan pemimpin (khalifah, amir, atau presiden yang adil) adalah fardhu kifayah, yaitu kewajiban kolektif umat.
Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam As-Sultaniyyah menyatakan bahwa imamah (kepemimpinan umat) bertujuan:
“...menegakkan agama dan mengatur urusan dunia berdasarkan agama.”
4. Islam Menolak Sekularisme
Memisahkan Islam dari politik adalah memisahkan ruh dari jasad. Islam tidak mengenal dikotomi agama dan negara. Sekularisme adalah produk Barat yang bertentangan dengan ruh Islam. Dalam sejarah, ketika umat Islam menjalankan Islam secara utuh, lahirlah peradaban gemilang yang memimpin dunia selama berabad-abad.
5. Kesimpulan: Islam Itu Komprehensif
Maka tidak benar jika ada yang mengatakan “agama tidak usah dibawa ke politik” atau “Islam hanya urusan akhirat.” Justru politik dalam Islam adalah alat untuk mengabdi kepada Allah secara kolektif, menjaga keadilan, dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Penutup Renungan:
"Islam bukan hanya mengajarkan cara masuk masjid, tetapi juga bagaimana mengatur pasar, memilih pemimpin, dan menegakkan keadilan sosial."
Semoga kita termasuk umat yang tidak hanya shalih secara pribadi, tetapi juga mengusahakan keshalihan sosial dan politik demi tegaknya Islam sebagai rahmat bagi semesta.
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Pendidik dan pemerhati Politik Islam dan Keumatan
Sekjen Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa