TintaSiyasi.id -- Merespons genosida yang terjadi di Gaza, Media RayahTV, mengatakan, cermin bahwa sistem dunia saat ini gagal melindungi umat.
"Genosida di Gaza menjadi cermin bahwa sistem dunia saat ini gagal melindungi umat. Maka satu-satunya jalan keluar adalah mengembalikan sistem Islam yakni khilafah," ungkapnya di akun Instagram RayahTV, Kamis (17/7/2025).
Ia mengatakan bahwa genosida di Gaza bukan sekadar tragedi kemanusiaan, ini adalah bukti paling telanjang bahwa dunia Islam hari ini lemah dan tercerai berai. Selama lebih dari 20 bulan umat Islam hanya bisa menyaksikan pembantaian demi pembantaian, masjid dihancurkan, rumah sakit dibom, anak-anak dibantai tetapi para penguasa negeri-negeri Muslim hanya berdiam diri.
"Apa sebabnya? Karena kita telah lama dipisahkan oleh garis-garis batas buatan penjajah sejak perjanjian Sykes-Picot 1916, dunia Islam dipecah menjadi negara-negara kecil yang hanya mementingkan wilayahnya masing-masing. Inilah akar disintegrasi, awal musibah besar bagi umat Islam," ujarnya.
Padahal Allah memerintahkan umat Islam untuk bersatu, tidak terpecah belah. Rasulullah pun mewajibkan keberadaan satu khalifah sebagai pemimpin seluruh umat. Para ulama ahlus sunnah sepakat menegakkan khilafah adalah fardhu.
"Tanpa khilafah, umat akan terus tercerai dan kehilangan pelindung, lebih dari itu secara rasional hanya khilafah yang bisa menyatukan lebih dari 50 negeri Muslim. Hanya khilafah yang mampu menggerakkan kekuatan riil militer, sumber daya alam dan dukungan umat global. Hanya khilafah yang mampu memutus ketergantungan pada PBB, AS, atau Uni Eropa, entitas asing yang selama ini selalu berpihak pada penjajah," jelasnya.
Padahal, umat Islam dulunya satu. Disatukan oleh khilafah Islam yang melindungi seluruh umat Islam. Kembalinya khilafah bukan sekadar harapan, sesungguhnya ia adalah kewajiban syar'i.
"Bukan mimpi bukan utopia tetapi kewajiban, kebutuhan sekaligus janji Allah yang pasti akan terjadi. Sudah saatnya umat bangkit karena khilafah adalah solusi satu-satunya," pungkasnya.[] Alfia Purwanti