×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iran Memiliki Senjata Nuklir, Aliansi Pengacara Muslim Internasional: Dalih Barat untuk Mengakhiri Rezim Republik Islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 04:26 WIB Last Updated 2025-06-24T21:26:32Z

Tintasiyasi.ID -- Ketua Aliansi Pengacara Muslim Internasional Chandra Purna Irawan mengungkapkan bahwa Barat (AS dan Eropa) sedang memainkan narasi seolah-olah Iran memiliki senjata nuklir.

 

"Barat (AS dan Eropa) sedang memainkan narasi seolah-olah Iran memiliki senjata nuklir. Narasi ini digunakan sebagai legitimasi untuk menginvasi, sama halnya Barat menginvasi Irak dengan menggunakan narasi senjata biologis atau berbahaya," rilisnya di akun Facebook Chandra Purna Irawan, Sabtu (21/06/2025).

 

Chandra mengatakan, ramai diskusi di media sosial X memperdebatkan apakah Iran memiliki senjata atau rudal nuklir, ataukah hanya isu yang dibangun Barat.

 

"Apabila kita menyimak diskusi di media sosial X untuk lokasi USA dan Eropa, ramai perdebatan apakah Iran memiliki senjata atau rudal nuklir? Ataukah Iran memiliki senjata nuklir hanyalah isu yang dibangun Barat?" simaknya.

 

Menurutnya, banyak pihak yang meragukan bahwa Iran memiliki senjata atau rudal nuklir. "Mari kita simak pernyataan Kepala IAEA yaitu Rafael Grossi said," ajaknya.

 

Kemudian Chandra mengutip pernyataan Pernyataan Rafael Grossi, pada acara International Atomic Energy Agency (IAEA) di Wien, Austria, pada 9 Juni 2025, ”We Did Not Have Any Proof” of Iran Building Nuclear Weapon”. “We did not have any proof of a systematic effort to move into a nuclear weapon,”.

 

Ia menegaskan, tidak seorang pun dapat memastikan apakah Iran memiliki senjata nuklir.  "IAEA baru-baru ini memeriksa situs nuklir Iran, tidak ada bukti yang menunjukkan Iran sedang mengembangkan bom, hanya ada tenaga nuklir sipil," imbuhnya.

 

"Barat mencoba melakukan perubahan rezim di Iran, bermaksud meruntuhkan Republik Islam Iran yang dianggap menjadi ancaman terhadap Israel dan beberapa kepentingan Barat," sebutnya.

 

Hal ini ia katakan, terkonfirmasi dari pernyataan Riza Pahlevi yang menyatakan ”sayin' the Islamic Republic's done, like it's fallin’ apart for real. He's callin' all Iranians to link up, stand strong, and take back the country. Word is, we gotta come together, no cap, to build a new vibe—free and democratic. He’s ready to roll with the people soon.

 

"Artinya, ‘Mengatakan Republik Islam sudah tamat, seolah-olah benar-benar hancur. Dia menyerukan semua warga Iran untuk bersatu, berdiri teguh, dan merebut kembali negara. Katanya, kita harus bersatu, tanpa batas, untuk membangun suasana baru—bebas dan demokratis. Dia siap untuk segera beraksi dengan rakyat.’,” sitatnya.

 

Chandra menceritakan bahwa Riza Pahlavi adalah putra mahkota terakhir Iran dari Dinasti Pahlavi. “Lahir pada tanggal 31 Oktober 1960 dan merupakan putra dari Mohammad Reza Pahlavi, Syah (Raja) terakhir Iran sebelum Revolusi Islam tahun 1979. Reza Pahlavi saat ini tinggal di pengasingan di dekat Washington D.C., Amerika Serikat," tutupnya.[] Lanhy Hafa

Opini

×
Berita Terbaru Update