×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Giant Sea Wall, IJM: Tersembunyi Mega Proyek Uang Asing

Rabu, 25 Juni 2025 | 04:37 WIB Last Updated 2025-06-24T21:37:07Z

Tintasiyasi.ID -- Menyikapi event ICI (Internatioal Conference of Infrastructure) yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnu Wardhana menilai bahwa GSW (Giant Sea Wall) bukan sekadar tanggul laut, tetapi tersembunyi mega proyek yang memasukkan uang asing.

 

"GSW (Giant Sea Wall) bukan hanya sekadar tanggul laut, tetapi dibaliknya tersembunyi mega proyek properti, apartemen elit, kawasan bisnis, pelabuhan, yang masuk uang asing, yang ke luar ruang hidup rakyat kecil," tuturnya di akun Instagram @agung.wisnuwardana, Jumat (10/01/2025).

 

Agung menerangkan, nelayan yang sejak kecil dari generasi ke generasi menggantung hidup dari laut perlahan bisa tergusur. "Pantai tempat mereka berlabuh berubah menjadi kawasan ekslusif, akses laut pun bisa di tutup, suara mereka tidak pernah diminta apalagi dihargai," sambungnya.

 

“Ini bukan penggusuran fisik, tetapi penggusuran ekstensial. Nelayan dianggap tidak punya nilai dimata kalkulasi investasi,” terangnya.

 

"Triliunan rupiah, utang baru, konsesi asing, dan seperti biasa rakyat hanya kebagian dampaknya bukan manfaatnya," mirisnya. 

 

"Apakah ini infrastruktur penyelamat bangsa, ataukah infrastruktur penjajahan kapital investor global?" tanya IJM.

 

Ia katakan, yang hilang dari Internatioal Conference of Infrastructure ini adalah visI bukan investor.

 

IJM tegaskan bahwa visi pembangunan harus yang berdaulat, visi yang berkepentingan untuk rakyat bukan kepentingan pasar.

 

"Kita memang butuh tanggul, tetapi lebih butuh kaadilan ekologis. Kita perlu menyelamatkan Pulau Jawa, tetapi bukan membangun tembok raksasa yang berpihak pada investor. Karena investor yang dicari untung bukan gotong royong”, jelasnya.

 

Lanjut, IJM menuturkan bahwa salah satu yang penting dari penjajahan proyek Giant Sea Wall ke investor global, narasinya untuk menyelamatkan Pulau Jawa dari tenggelam, tetapi siapa yang benar-benar di selamatkan.

 

“Bahwasanya infrastruktur adalah alat tetapi tanpa arah dan keberpihakan, ia hanya menjadi mesin komersialisasi negara,” pungkasnya.[] Riana

Opini

×
Berita Terbaru Update