×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Analis MUN: Cadangan dan Produksi Nikel di Indonesia Terbesar di Dunia

Rabu, 25 Juni 2025 | 04:13 WIB Last Updated 2025-06-24T21:13:39Z

Tintasiyasi.ID -- Menurut Analis Mutiara Umat Institute (MUN) Nahdoh Fikriyyah Islam bahwa Indonesia memiliki cadangan dan produksi nikel terbesar di dunia. “Berdasarkan data US Geological Survey (USGS), Indonesia memiliki cadangan nikel sekitar 21 juta metrik ton. Menjadikannya pemilik cadang nikel terbesar di dunia. Dalam produksi juga sama, menduduki peringkat pertama dunia dengan output lebih 1,6 juta ton nikel tahun 2023,” ungkapnya.

 

Ia menambahkan jika potensi dan produksi nikel tersebut sangat menggiurkan para kapitalis juga oligarki.

 

“Keberadaan nikel dibutuhkan oleh dunia dalam pengembangan energi baru yang bersih selain fosil. Misalnya, dalam penggunaan kenderaan listrik yang membutuhkan nikel sebagai bahan baku vital dalam pengembangan teknologi baterai,” imbuhnya di kanal Tintasiyasi Channel, Kamis (19/06/2025), dengan judul  Save Raja Ampat dengan Apa?.

 

Lanjut, ia katakan bahwa untuk menyelamatkan Raja Ampat dari keserakahan perusahaan-perusahaan tambang nikel berwatak kapitalisme hanyalah dengan menerapkan kebijakan berdasarkan syariat Islam secara totalitas.

 

“Tidak cukup hanya dengan mencabut izin PT penambang Nikel atau PT GAG yang ada di Raja Ampat saja. Karena hal itu bisa berulang lagi. Atau bisa saja hanya ganti nama PT dengan PT baru tetapi tetap oknum yang sama. Makanya hanya dengan penerapan syariat Islam secara kaffah yang mampu menghentikan keserakahan perusahaan tambang kapitalisme itu,” sambungnya.

 

Itulah sebabnya, kata analis Mutiara Umat Institute itu, persolan tambang Raja Ampat sulit dipecahkan, andai pun negara punya kemampuan.

 

“Karena selain ditambang oleh para kapitalis, juga didukung penuh dan dijamin oleh kalangan oligarki di negeri ini. Sehingga jelas, bahwa keuntungan tambang-tambang khususnya nikel di Raja Ampat bukan untuk rakyat melainkan segelintir elit oligarki dan kapitalis,” tandasnya.

 

“Rakyat dapat apa dengan adanya tambang nikel di Pulau Gag? Para pakar juga sudah mengatakan bahwa kerusakan ekologi hingga ke penggusuran warga setempat. Berarti kan tidak memberikan apa-apa bagi rakyat selain kerugian,” tegasnya lanjut.

 

Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa kapitalisme hanya menghasilkan kerusakan dan jahat.  “Sementara dalam Islam, tambang dan sumber strategis lainnya adalah milik umum (milkiyyah ‘ammah) yang wajib dikuasai dan dikelola oleh negara untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya. 

 

“Sesuai hadis Rasulullah saw. yang mengatakan bahwa umat Islam itu berserikat dalam tiga hal, yakni padang rumput, air, dan api. Sehingga dalam Islam, tambang nikel yang dalam skala besar seperti di Raja Ampat haram dimiliki oleh swasta adalah haram,” pungkasnya.[] M. Siregar

Opini

×
Berita Terbaru Update