TintaSiyasi.id -- Penulis Buku The Model Ustaz Nopriadi Hermani, Ph.D., menjelaskan hidup itu bukan work life balance tetapi whole life balance.
"Jadi yang namanya hidup itu bukan work balance, bukan keseimbangan antara pekerjaan dengan yang lainnya, itukan masih seolah-olah ini pekerjaan satu yang lainnya satu hal tetap enggak akan imbang, tetapi kalau whole life balance itu berarti peran-peran kita dalam hidup tertunaikan," ungkapnya di akun Instagram akudanabi, Selasa (8/4/2025).
Ia mengatakan, orang saat ini menginginkan work life balance karena banyak faktor, banyak orang hari merasa hidupnya enggak imbang, orang merasa hidupnya lebih banyak untuk kerja sementara kehidupan pribadi dia, mungkin sebagai anggota keluarga, sebagai suami, istri, ayah, ibu tidak dijalankan, tidak tertunaikan.
"Jadi pada akhirnya banyak orang yang mengalami stres, depresi, burn out, karena urusan pekerjaan yang begitu banyak menurut mereka dan bisa jadi karena perusahaan memang menuntut seperti itu, bisa jadi karena ekonomi yang makin sulit sehingga orang-orang mencoba untuk survive akibatnya banyak waktu terbuang hanya untuk mencari uang," terangnya.
Nah sebenarnya, ia menjelaskan, istilah yang paling tepat bukan work life balance kalau bisa whole life balance (keseluruhan).
"Jadi memang kita ini kan hidup mempunyai banyak peran sebagai pekerja, suami, istri, ayah, bunda, anak, anggota masyarakat, anggota keluarga besar, teman, itu adalah peran kita dalam hidup, disetiap peran ada amanah yang harus ditunaikan," jelasnya.
Sehingga, menjadi banyak orang merasa stres, depresi, pengennya work life balance itu sebenarnya yang diinginkan whole life balance, jadi semua peran imbang, tertunaikan, karena kalau ada satu saja peran tidak ditunaikan itu bisa memunculkan masalah, misalnya dia bekerja dengan baik, memiliki karir yang bagus, sebagai suami yang baik, tetapi dia bukan menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya.
"Peran dia sebagai ayah yang tidak dijalankan itu nanti akan memunculkan masalah dalam hidup dia yang bisa membuat dia stres, depresi, jadi yang diinginkan orang sebentar itu bukan work life balance tetapi whole life balance," tambahnya.
"Work life balance masih bau-bau kapitalis seolah hidup itu hanya mencari uang itu satu tempat, kemudian yang lainnya yang bukan work," pungkasnya.[] Alfia Purwanti