×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Asal-usul dan Desain Global Islam Moderat (Seri Jebakan Islam Moderat Bagian 2.1)

Kamis, 15 Mei 2025 | 05:01 WIB Last Updated 2025-05-14T22:07:52Z

Tintasiyasi.ID -- Membongkar Kemasan Indah Beracun

 

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia Islam disuguhi istilah yang terdengar sejuk namun sesungguhnya beracun: "Islam moderat". Ia dikemas dengan narasi toleransi, antikekerasan, dan demokratis. Namun, di balik kemasan manis itu, tersembunyi agenda besar yang tak lain adalah desain imperial untuk menjinakkan umat Islam. Tujuan besarnya, agar tidak kembali kepada Islam yang kaffah.

 

Islam moderat bukanlah konsep yang lahir dari rahim keislaman. Ia bukan hasil ijtihad para ulama muktabar. Juga bukan produk dari musyawarah umat. Justru ia adalah proyek politik global yang dikembangkan oleh Barat liberal sekuler. Terutamanya melalui lembaga think tank strategis bernama RAND Corporation.

 

Laporan RAND Corporation: Roadmap Menjinakkan Islam

 

Dalam dokumen bertajuk "Building Moderate Muslim Networks" (2007), RAND Corporation secara gamblang mengajukan strategi membangun jaringan Muslim moderat. Laporan ini menyatakan dengan jelas:

 

Dukung kaum modernis terlebih dahulu, lalu kaum sekularis. Dorong mereka untuk menulis, mengajar, dan menyebarkan pandangan mereka. Beri mereka akses ke media dan pendanaan.

 

Dokumen tersebut membagi umat Islam ke dalam kategori: pertama, fundamentalis (yang ingin kembali kepada syariat dan khilafah); kedua, tradisionalis (yang dianggap bisa dijinakkan dan diajak kompromi); ketiga, modernis (yang terbuka dengan nilai Barat); keempat, sekularis (yang total memisahkan agama dari kehidupan).

 

Dari sini terlihat bahwa target utama proyek ini adalah mengeliminasi kebangkitan Islam kaffah. Lebih khusus yang menyerukan penerapan syariat dan khilafah.

 

Mengapa Islam Kaffah Dianggap Ancaman?

 

Karena Islam kaffah mengusung sistem politik, ekonomi, dan sosial yang mandiri. Sistem yang tidak bisa diintervensi oleh kekuatan Barat. Islam kaffah menolak dominasi dolar, kapitalisme rente, dan sistem demokrasi yang bisa dibeli. Maka wajar bila mereka memproduksi "alternatif" palsu, berupa Islam moderat yang sudah dijinakkan. Dan, tentu saja, sesuai dengan kepentingan geopolitik mereka.

 

Padahal Allah Swt. berfirman:

 

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً)

 

Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah)... (QS Al-Baqarah [2]: 208).

 

Islam tidak mengenal versi moderat, radikal, konservatif, atau liberal. Yang ada hanyalah satu Islam: Islam yang diturunkan oleh Allah, dibawa oleh Rasulullah saw., dan dipahami serta diamalkan oleh para sahabat dan ulama salaf saleh.

 

Program Deradikalisasi: Pintu Masuk Islam Jinak

 

Konsep Islam moderat menjadi fondasi program deradikalisasi yang dijalankan di banyak negeri Muslim, termasuk Indonesia. Tokoh-tokoh yang menyerukan syariat Islam, khilafah, atau penegakan hukum Allah, dicap radikal. Bahkan diberi stempel teroris. Sementara tokoh-tokoh Islam moderat diberi panggung, dana, dan akses ke kekuasaan.

 

Fenomena ini bukanlah kebetulan. Ia adalah hasil dari infiltrasi sistematis dalam dunia pendidikan, ormas, media, hingga kebijakan negara. RAND, USAID, UNDP, dan lembaga donor internasional lainnya ikut mendanai program-program soft power ini.

 

Kembali ke Islam yang Murni

 

Sudah saatnya umat Islam mencampakkan label-label yang menyesatkan: moderat, radikal, liberal, tradisional. Kita harus kembali kepada Islam murni. Islam sebagaimana yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. dan para sahabat. Islam yang memerdekakan umat. Bukan menjinakkannya.

 

Mereka ingin kita menghadap ke Barat atau Timur. Padahal Allah menegaskan:

 

> لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ...

 

Bukanlah kebaikan itu menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat... (QS Al-Baqarah [2]: 177).

 

Maka marilah kita arahkan wajah, hati, dan langkah kita kepada Islam yang kaffah. Bukan Islam buatan RAND. Bukan Islam yang didesain untuk menyenangkan musuh-musuh Allah. Tetapi Islam yang memimpin peradaban dan memuliakan umat manusia.

 

(Bersambung ke Bagian 2.2: Jejak Operasional Islam Moderat: Dari Indonesia ke Dunia Islam, In sya Allah)

 

Jakarta, 10 Mei 2025

 

 

Oleh: Edy Mulyadi

Wartawan Senior

Opini

×
Berita Terbaru Update