TintaSiyasi.id—Khadim Ma'had Syaraful Haramain K.H. Hafidz Abdurrahman, M.A. mengatakan setiap waktu di bulan suci Ramadhan merupakan sebuah kemuliaan, tidak hanya ketika waktu siang maupun waktu malam, namun keseluruhan.
"Ramadhan memiliki kemuliaan karena waktu, jadi seluruh waktu dibulan suci ramadhan itu merupakan kemuliaan, tidak hanya siangnya atau malamnya tapi semuanya," ujarnya di kanal YouTube One Ummah TV dengan judul Ramadhan: Bulan Perubahan Bulan Keberkahan, Kamis (27-2-2025).
Meski demikian, ia menekankan kemuliaan waktu yang dimaksud diluar lailatul Qadar dan kemuliaan waktu pada bulan Ramadhan merupakan bentuk keberkahan. "Gambaran umum kalau kita bicara soal keberkahan dilihat dari sisi apa itu makna berkah? kemudian para ulama menjelaskan keberkahan di dalam setiap waktu di bulan suci Ramadhan," ungkapnya.
Adapun, ia menjelaskan bahwasanya berkah secara definisi yakni bertambahnya berbagai macam kebaikan. Sehingga, Melakukan kebaikan di bulan Ramadhan ganjarannya akan dilipatgandakan nilai kebaikan tersebut.
"Kalau ada orang menunaikan satu perkara fardhu di bulan Ramadhan maka nilainya sama dengan 70 kali lipat diluar bulan Ramadhan. Maka makna berkah itu dilipat gandakannya nilai kebaikan tadi," terangnya.
"Kalau bicara dalam konteks keberkahan, keberkahan itu banyak sekali di bulan suci Ramadhan," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan banyak umat muslim berlomba-lomba melakukan amalan kebaikan di bulan suci Ramadhan, sebut saja membaca Al Qur'an dan sholat Teraweh. Dengan harapan amalan tersebut diterima Allah swt.
"Kita Ramadhan teraweh, kita baca Quran, apa tolak ukurnya teraweh kita, puasa kita, Quran yang kita baca diterima oleh Allah swt? tolak ukurnya setelah Ramadhan. Jadi kebaikan yang dilakukan setelah ramadhan ketika sama istiqomahnya ketika saat ramadhan maka berarti ramadhan kita itu diterima oleh Allah swt, ini ukurannya," jelasnya.
Lanjutnya, ia mencoba menerangkan tentang kisah ulama masa lalu ketika menghadapi bulan Ramadhan. Dimana ulama di masa lalu menghadapi datangnya bulan Ramadhan dengan menyiapkan enam bulan sebelumnya.
"Bahwa bulan Rajab adalah bulan menanam, sedangkan bulan Syakban adalah bulan untuk menyirami, sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan untuk manen. Jadi Ramadhan itu adalah dimana mereka panen raya, apa yang mereka penen? Ketaatan. Makanya mereka menyiapkan enam bulan sebelumnya, mereka siapkan untuk panen selama ramadhan," terangnya.
"Kemudian setelah ramadhan enam bulan berikutnya, itu mereka nangis minta kepada Allah swt. supaya amalnya di bulan ramadhan tadi diterima oleh Allah swt," pungkasnya. [] Taufan