Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kekuatan Ruhiyah Adalah Kekuatan Seorang Muslim

Minggu, 16 Maret 2025 | 11:36 WIB Last Updated 2025-03-16T04:37:28Z
TintaSiyasi.id -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menjelaskan bahwa kekuatan ruhiyah adalah kekuatan pada diri seorang Muslim yang dia bertemu pada akidah Islam.

"Kekuatan ruhiyah adalah kekuatan pada diri seorang Muslim yang dia bertemu pada akidah Islam. Dia melakukan sesuatu itu atas dasar dorongan keimanan kepada Allah, dia yakin akan kebaikkan dari perbuatan itu, dia yakin juga akan ganjaran atau pahala yang akan didapat dan pertolongan Allah swt," ujarnya di kanal Youtube UIY Official, Ramadhan, Tapi Tak Ada Perubahan, Kenapa?, Rabu (12/3/2025).

UIY menjelaskan, Ketika seorang muslim itu memiliki kuatan seperti itu (ruhiyah) maka meski di dalam dirinya secara fisik itu menurun misalnya di dalam bulan Ramadhan seperti sekarang ini, tetapi secara spritual atau secara ruhiyah dia sedang meningkat sangat tinggi. Itulah yang bisa memberikan jawaban kenapa ada banyak momen-momen penting di dalam sejarah Islam itu justru terjadi di bulan Ramadhan. 

"Secara fisik memang menurun tidak makan, minum. Secara fisik akan sedikit melemah, tetapi ketika dia punya kekuatan ruhiyah yang sangat besar maka kelemahan fisik itu hampir-hampir enggak punya. Dan itulah yang terjadi pada perang badar, itulah terjadi pada fathu mekah, yang terjadi termasuk juga penaklukkan Andalusia," jelasnya. 

Selanjutkan UIY mengatakan, ibadah hari ini tidak lagi dilaksanakan dalam kerangka kehidupan Islam. Kehidupan Islam ini bisa dirangkai-rangkai dalam aspek lain. Termasuk aspek perjuangan, aspek jihad dan pembelaan umat hari ini tidak bisa dilakukan. Kerana tidak ada yang merangkai. Yang merangkai adalah pemimpin.

Ia menuturkan, justru yang terjadi pelemahan pada aspek ibadah itu sendiri. Misalnya membiarkan orang tidak puasa itu dianggap pilihan saja. Malahan beberapa waktu yang lalu ada pernyataan konyol kalau sebelumnya hormatilah orang yang berpuasa, malah kemudian berganti hormatilah orang yang tidak berpuasa itu kemunduran luar biasa.

Itu yang kemudian membuat akhirnya puasa itu seperti sesuatu yang remeh, yang enteng. 

"Nah, itu yang membuat kita akhirnya ibadah apapun dilakukan, Ramadhan itu sudah sekian tahunnya, sekian kalinya, nabi itu hanya sembilan kali melakukan itu punya efek luar biasa pada pribadi-pribadi yang ada waktu itu. Nah, kini sudah belasan tahun bahkan ratusan tahun begini-begini saja umat kerana ibadah itu dilakukan sebagai ibadah titik," ungkapnya.

Ibadah mahdah tidak lagi berangkai dengan ibadah lain, ibadah ghairu mahdah. "Kita inikan diciptakan untuk beribadah maka kita mestinya melakukan itu pada ibadah mahdah maupun ghairu mahdah intinya pada ketaatan. Ketaatan pada aspek-aspek ritual maupun non ritual ekonomi, politik, sosial, budaya tidak ada akhirnya berhenti di sini saja," jelasnya.

Maka selalu terjadi parsialisasi agama. Agama hanya muncul pada momen-momen tertentu atau pada aspek tertentu. 

"Kerana itulah maka dakwah itu sangat penting dan dakwah harus diarahkan bagi tegaknya kembali kehidupan Islam. Iaitu mengajak kembali kaum muslim pada pengamalan-pengamalan, hukum-hukum Islam dari masalah ibadah itu sendiri, ibadah mahdah sampai muamalah," pungkasnya. [] Hidayah Muhammad

Opini

×
Berita Terbaru Update