TintaSiyasi.id -- Aksi Indonesia gelap bermunculan setelah beberapa waktu viral hastag peringatan darurat yang berlatar biru di salah satu platform media sosial. Tagar #IndonesiaGelap bermunculan dengan pembahasan isu mengenai masalah LP3 3 kg, Reformasi Polri, program makan bergizi gratis (MBG), korupsi pertamina, pemangkasan anggaran untuk program sosial dan kesejahteraan masyarakat, masalah pendidikan kesehatan dan lapangan pekerjaan. Melihat hal ini salah satu tokoh berpendapat dengan komentar yang diujarkan oleh Direktur Eksekutif The Institute, Center for Public Policy Reserch (TII), Adinda Tenriangke Muchtar bahwa Aksi Indonesia gelap sebagai contoh aktivisme mahasiswa dan anak muda yang kreatif. (Tirto.id, 18/02/2025)
Pada tanggal 17 februari 2025 Sebanyak 1.623 Mahasiswa gabungan dari berbagai instansi dikerahkan untuk mengawal unjuk rasa yang digelar aliansi dan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Mahasiswa unjuk rasa dilokalisir di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. (beritasatu.com, 17/12/2025)
Aksi ini dilakukan sebagai respons terhadap berbagai keputusan pemerintah yang dianggap menyengsarakan rakyat dan mengancam masa depan generasi muda—salah satunya adalah pemotongan anggaran di sejumlah sektor. Beberapa para akademisi mengatakan krisis kepercayaan kepada pemerintah bisa lebih besar apabila tidak ada perubahan dalam kebijakan pemerintah dalam waktu dekat. "Paling tidak aksi demonstrasi ini akan terus menjadi guncangan buat pemerintahan Prabowo yang secara faktual sudah merosot nilai dukungannya," kata akademisi dan sejarawan Andi Achdian (bbc, 21/02/2025).
Aksi demo Indonesia Gelap yang dimotori oleh kalangan intelektual dan aktivis di berbagai daerah memberikan 13 tuntutan kepada pemerintah. Sayangnya tuntutan yang ditawarkan sejatinya tidak menyelesaikan masalah hingga ke akarnya bahkan ada yang menawarkan untuk kembali pada demokrasi kerakyatan. Terlihat tuntutan mahasiswa terhadap masalah yang ada dengan memberikan solusi yang sebenarnya perlu dilihat dari aspek menyeluruh atau menggunakan world View. Penerapan sistem demokrasilah yang menjadi akar permasalahannya, sehingga khawatir nasib rakyat Indonesia di masa mendatang (Indonesia Gelap). Maka hal ini berbicara tentang bagaimana kebijakan yang mengatur Masyarakat dalam segala aspek dan ini diatur di dalamnya ada sebuah sistem, ketika mahasiswa hanya melihat dari aspek kebijakan saja namun tidak dengan sistem yang mengaturnya, maka masalah ini tidak akan terselesaikan, malahan yang ada hanya solusi yang pragmatis.
Mahasiswa sudah seharusnya melek politik dan kritis namun juga harus bisa memberikan solusi yang benar. Mahasiswa perlu menyadarai bahwa sistem hari ini jauh dari nilai-nilai aturan Islam, maka wajarlah terjadi kemelaratan oleh masyarakat karena sistem aturan bernegara hari ini menggunakan aturan selain Islam, dan solusi yang benar hanyalah solusi dari Islam. Salah satunya Ketika ada masalah program makan bergizi gratis, di dalam aturan Islam sebenarnya kebutuhan dasar masyarakat negaralah yang bertanngung jawab untuk memenuhinya, karna di dalam aturan Islam kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi oleh negara yaitu pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar rakyat.
Mahasiswa seharusnya menjadi agen perubahan untuk mengemban risalah Islam dengan mengoreksi penguasa atas spirit amar makruf nahi mungkar dan menyuarakan solusi Islam karena hanya dengan penerapan sistem Islam meniscayakan masa depan masyarakat gemilang bukan gelap atau suram. Mahasiswa punya peran sebagai pemuda yang berjiwa tangguh dan punya keberanian dalam membela kebenaran. Untuk itu, pemuda seharusnya bergabung bersama kelompok dakwah ideologis agar dapat mengawal perubahan sesuai contoh Rasulullah. []
Oleh: Salmia Atika Desri
(Aktivis Muslimah)