Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Al-Qur'an Adalah Panduan Membentuk Peradaban

Minggu, 23 Maret 2025 | 04:11 WIB Last Updated 2025-03-22T21:22:40Z

Tintasiyasi.ID -- Ulama K.H. Rokhmat S. Labib menyatakan bahwa Al-Qur'an jelas menjadi panduan dalam peradaban. “Al-Qur'an jelas menjadi panduan dalam peradaban. Berbicara peradaban berarti berbicara tentang peradaban Islam,” sebutnya pada Ahad (16/03/2025).

 

“Dalam bahasa Arab, peradaban itu disebut al-hadharah. Ada tiga hal terkait al-hadharah, yaitu: pertama, asas yang menjadi pilar atau pijakan bagi peradaban itu; kedua, tashwirul hayat (gambaran kehidupan); ketiga, ma'na sa'adah (makna kebahagiaan),” paparnya.

 

Di saluran One Ummah TV tersebut, ia mengatakan, jika melihat Al-Qur'an, jelas Islam datang membawa akidah yang betul-betul baru dan berbeda dengan akidah bangsa Arab yang ada pada waktu itu, yaitu arkanul iman (rukun iman).

 

“Nah, dasar akidah inilah yang menjadi dasar sebuah peradaban. Misalnya, jika Islam memberikan pandangan bahwa tidak ada ilah selain Allah (laa Ilaha ilallah), la ma'bud (tidak ada yang ditaati) ilallah. Maka memberi keniscayaan bahwa tidak ada hukum yang wajib diterapkan kecuali hukum dari Allah,” ujarnya menerangkan dalam peringatan nuzululqur’an tersebut yang bertema Al-Qur’an dan Perubahan Dunia.

 

Begitu juga dengan muhammadur Rasulullah, lanjutnya, memberikan makna hukum Allah yang wajib ditaati adalah hukum Allah yang dibawa oleh Muhammad saw., bukan hukum yang Allah turunkan kepada nabi-nabi sebelumnya.

 

“Ini tentu akan berbeda dengan seluruh peradaban yang ada. Misalnya peradaban kapitalisme sekularisme yang ada fashluddin 'anilhayah, memisahkan agama dari kehidupan. Artinya pengakuan terhadap agama dan Tuhan itu ada, tetapi agama dan Tuhan tidak ada hak dan otoritas mengatur kehidupan manusia. Akibatnya agama adalah hanya salah satu bidang dari kehidupan, tetapi tidak mengatur kehidupan yang lain,” ungkapnya.

 

Dicontohkannya dengan jelas kondisi di Indonesia, “Ada Departemen Agama, tetapi Departemen Agama hanya ngurusi tentang maksimal kehidupan rumah tangga. Paling maksimal mengurusi waris. Artinya Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri, Departemen Pendidikan, Departemen Keuangan, dan sebagainya tidak ada kaitannya dengan agama dan tidak boleh diatur dengan agama. Jadi agama hanya satu bidang dan bukan dasar negara.”

 

“Ini artinya Islam meletakkan dasar peradaban dengan sangat jelas. Ketika laa Ilaha ilallah Muhammadur Rasulullah mengharuskan seluruh sendi kehidupan harus didasarkan pada Islam, maka seluruh aturan hukum harus diterapkan Islam,” tegasnya.

 

Lanjut dijelaskannya, “Maka kemudian terbentuk tashwirul hayat (gambaran kehidupan), yaitu berdasarkan halal dan haram. Seluruh perbuatan manusia harus mengikatkan diri pada syariat Islam.”

 

“Kita lihat di dalam Al-Qur'an dan juga hadis bukan hanya bicara salat, puasa, tetapi juga berbicara tentang ekonomi, politik, pengaturan negara, perang, perdamaian, rampasan perang, semuanya diatur dalam Islam,” tandasnya.[] Rere




Opini

×
Berita Terbaru Update