TintaSiyasi.id -- Menyikapi, trending #KaburAjaDulu di media sosial beberapa hari belakangan, Pengamat Sosial dan Politik Ustaz Iwan Januar mengatakan, harusnya pemerintah instrospeksi diri.
"Sekarang ketika anak-anak muda kita keluar negeri justru dipertanyakan nasionalismenya. Ini sangat menggelikan dan memalukan. Harusnya pemerintah instrospeksi diri," ungkapnya di akun TikTok Iwanjanuar, Senin (17/2/2025).
Ia mengatakan, sekarang bagaimana dengan pemerintah yang tidak memberikan pelayanan kepada publik yang layak. Tidak memberikan jaminan hidup yang layak kepada masyarakat di mana nasionalisme anda (pemerintah).
"Tetapi ya kita tahulah bahwa ketika orang kemudian punya kekuasaan mereka resisten terhadap kritik. Maka setiap kali ada orang yang mengkritik atau ada orang yang kemudian melakukan tindakan yang enggak disukai pemerintah maka dicap kemudian mereka anti NKRI, anti Pancasila, anti kebhinekaan. Bahkan tidak mungkin disematkan istilah radikal radikul untuk mereka yang kemudian membuat tindakan atau melakukan kritik terhadap pemerintah," sesalnya.
Ia menambahkan, saat ini pemerintah sendiri yang mengabaikan pelayanan kepada publik khususnya pada gen Z. Ada 10 juta penduduk gen Z yang mereka tidak punya pekerjaan. Kemudian setiap tahun ada 1,9 juta anak SMA tidak bisa kuliah. Kemudian ada sekitar jutaan, generasi sandwich yang merekam harus menanggung beban diri mereka dan keluarga mereka.
"Di mana kemudian negara hadir untuk memberikan jaminan hidup pada mereka? Apakah kemudian pajak yang rakyat bayarkan diberikan kompensasi atau timbal balik yang layak? Apkah kemudian hanya diberikan pernyataan yang tidak membayar pajak silahkan keluar negeri?," tanyanya.
Ia menjelaskan bahwa fenomena anak muda khususnya gen Z yang berpikir untuk mencari kerja di luar negeri tentu ada alasan. Hal yang paling gampang karena tidak ada pekerjaan dalam negeri. Kalaupun ada pekerjaan belum tentu layak, baik secara gaji, secara keamanan yang mana mereka tidak akan diberhentikan kapan saja (PHK).
"Selain itu juga sebagian anak-anak muda kita, mereka sudah muak melihat kondisi sekarang. Jaminan keamanan bagaimana, kemudian mereka melihat banyak ketimpangan hukum, dan juga mereka sebagai pembayar pajak tidak mendapat imbal balik yang pantas dari pajak yang mereka bayarkan kepada negara," tambahnya.
Maka, ia mengatakan, terpikirlah untuk kabur aja dulu cari kerja ke luar negeri. Yang lucu adalah respon dari pemerintah yang mengatakan, itu hak mereka dong untuk mencari pekerjaan ke luar negeri. Bahkan yang lebih menggelikan lagi yang patut ditertawakan adalah mempertanyakan soal rasa nasionalisme anak muda yang mereka ingin bekerja di luar negeri.
Ia menekankan, seharusnya, pemerintah berpikir bahwa ketika ada warga yang mencari kerja ke luar negeri itu berarti ada sesuatu yang salah dengan kondisi ekonomi di tanah air. Ada sesuatu yang salah di dalam pelayanan kepada publik, sampai warga sendiri mereka mencari kerja ke luar negeri.
"Kalau kita pikirkan lagi ternyata tidak sedikit orang Indonesia yang mereka sudah berpikir bahkan sudah mengganti kewarganegaraan menjadi warga negara asing," ungkapnya.
Padahal, kata Iwan, harusnya pemerintah mempertanyakan sendiri sampai dimana rasa nasionalismenya. Ketika pemerintan membiarkan hilirisasi pertambangan yang ternyata banyak memberikan keuntungan pada pihak asing bukan pada pihak pengusaha lokal. Juga bagaimana datangnya para tenaga kerja luar negeri. Sementara sebetulnya bisa dilihat di media sosial bahwa banyak warga sendiri yang bisa mengerjakan pekerjaan yang diambil oleh tenaga kerja asing.
"Di mana rasa nasionalisme anda (pemerintah) ketika anda menuduh anak-anak muda kita yang mereka kerja diluar negeri tidak memiliki rasa nasionalisme," tandasnya.[] Alfia Purwanti