Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jika Mau Bangkit, Umat Butuh Tiga Kesadaran

Minggu, 16 Februari 2025 | 05:43 WIB Last Updated 2025-02-15T22:43:36Z

Tintasiyasi.ID -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) mengatakan bahwa umat butuh tiga kesadaran jika mau bangkit. "Umat butuh tiga kesadaran jika mau bangkit. Kesadaran historis, kesadaran politik dan kesadaran partisipasi,” ujarnya di YouTube UIY Official berjudul Mau bangkit? Umat Butuh Tiga Kesadaran, Kamis (15/02/2025).

 

Pertama, kesadaran historis. "Hai itu penting, karena umat Islam sekarang tidak bisa dilepaskan dari umat Islam di masa lalu," ungkapnya.

 

"Apa yang terjadi sekarang sesungguhnya terkait erat dengan apa yang terjadi di masa lalu. Karena jika kita ingin mengetahui mengapa umat Islam menjadi seperti sekarang ini, jawabannya bahwa umat Islam pada hari ini lemah dan mundur di segala bidang terutama bidang politik itu disebabkan oleh karena umat tidak lagi hidup dalam kehidupan Islam," ujarnya.

 

Ia menambahkan, umat tidak dipimpin oleh seorang pemimpin yang semestinya memimpin di dalam sebuah institusi yang didirikan atau yang dibentuk sesuai dengan ajaran Islam

 

"Itulah khilafah, selepas Khilfah Utsmani 1924 runtuh. Nah, karena itu umat harus memahami kenapa ia bisa runtuh? Maka kesadaran historis itu akan menentukan bagaimana umat membaca situasi pada hari ini," ujarnya.

 

“Situasi ini adalah akibat dari sebuah sebab yang begitu besar. Maka umat perlu berusaha untuk mencari penyelesaian atau solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi pada hari ini. Jadi mereka perlu memahami penyebab itu,"tambahnya.

 

UIY menyatakan, untuk memahami penyebabnya harus mengetahui akar masalah tersebut. "Ibarat kalau genteng bocor, tentu diganti genteng itu. Tapi kalau persoalanya adalah pondasi yang rapuh, maka diganti pondasinya. Jadi solusi itu akan terkait dengan akar masalah," ungkapnya mencontohkan.

 

Kedua, kesadaran politik. “Bila kita sudah mengetahui bahwa dulunya kita begini, lalu jadi begini sebab seperti yang tadi disampaikan, maka dari situ kita pasti akan bicara bagaimana mestinya,” tuturnya.

 

"Kita kembali kepada pangkal masalah. Jadi kita mestinya hidup di dalam kehidupan Islam yang diatur dengan syariat secara kaffah. Ketika seorang Muslim punya kesadaran bahwa dirinya, masyarakat, dan negaranya tidak diatur kecuali dengan Islam saja,” ulasnya.

 

“Itulah yang dimaksud sebagai kesadaran politik. Politik di sini dalam pengertian pengaturan urusan-urusan umat. Urusan umat mestinya diatur dengan Islam," tegasnya.

 

Ketiga, kesadaran partisipasi. “Setelah mengetahui bahwa umat Islam harus diatur dengan syariat Islam, maka mestinya umat akan tergerak untuk melakukan perubahan. Perubahan itu untuk mewujudkan tatanan kehidupan berdasar aturan Islam,” bebernya.

 

"Ketika umat itu tergerak untuk melakukan perubahan itulah yang dimaksud sebagai kesadaran pertisipasi. Kunci paling penting supaya umat ini mau bergerak untuk berpartisipasi dalam perjuangan Islam adalah akidah,” terangnya.

 

Lanjut dikatakan, akidah yang membawa mereka kepada kesadaran bahwa tidak ada kebaikkan kecuali hidup itu sesuai dengan Islam, diatur dengan Islam, dan untuk Islam. “Di sinilah pentingnya penanaman tauhid," lugasnya.

 

“Penjelasan akidah yang kokoh sekaligus akidah yang produktif adalah akidah yang mendorong amal. Kalau dalam konteks perjuangan akidah yang mendorong orang itu untuk bergerak berpatisipasi di dalam perubahan," tambahnya.

 

UIY mengatakan, “Inilah yang paling penting, karena itu kita tidak bisa memisahkan antara amal dengan iman.”

 

"Iman dengan amal bila menjelaskan tentang akidah harus diikuti dengan buah dari akidah itu, yaitu ketundukkan atau ketaatan pada syariat. Begitu juga kalau kita bicara tentang pentingnya seorang Muslim melaksanakan syariat harus didasarkan kepada dorongan keimanan. Jadi keimanan itu adalah yang paling penting," tutupnya.[] Hidayah Muhammad

Opini

×
Berita Terbaru Update