Pertama, kesadaran historis. "Hai itu
penting, karena umat Islam sekarang tidak bisa dilepaskan dari umat Islam di
masa lalu," ungkapnya.
"Apa yang terjadi sekarang
sesungguhnya terkait erat dengan apa yang terjadi di masa lalu. Karena jika
kita ingin mengetahui mengapa umat Islam menjadi seperti sekarang ini,
jawabannya bahwa umat Islam pada hari ini lemah dan mundur di segala bidang
terutama bidang politik itu disebabkan oleh karena umat tidak lagi hidup dalam
kehidupan Islam," ujarnya.
Ia menambahkan, umat tidak
dipimpin oleh seorang pemimpin yang semestinya memimpin di dalam sebuah
institusi yang didirikan atau yang dibentuk sesuai dengan ajaran Islam
"Itulah khilafah, selepas
Khilfah Utsmani 1924 runtuh. Nah, karena itu umat harus memahami kenapa ia bisa
runtuh? Maka kesadaran historis itu akan menentukan bagaimana umat membaca
situasi pada hari ini," ujarnya.
“Situasi ini adalah akibat dari
sebuah sebab yang begitu besar. Maka umat perlu berusaha untuk mencari
penyelesaian atau solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi pada hari ini.
Jadi mereka perlu memahami penyebab itu,"tambahnya.
UIY menyatakan, untuk memahami
penyebabnya harus mengetahui akar masalah tersebut. "Ibarat kalau genteng
bocor, tentu diganti genteng itu. Tapi kalau persoalanya adalah pondasi yang
rapuh, maka diganti pondasinya. Jadi solusi itu akan terkait dengan akar
masalah," ungkapnya mencontohkan.
Kedua, kesadaran politik. “Bila
kita sudah mengetahui bahwa dulunya kita begini, lalu jadi begini sebab seperti
yang tadi disampaikan, maka dari situ kita pasti akan bicara bagaimana mestinya,”
tuturnya.
"Kita kembali kepada pangkal
masalah. Jadi kita mestinya hidup di dalam kehidupan Islam yang diatur dengan
syariat secara kaffah. Ketika seorang Muslim punya kesadaran bahwa dirinya, masyarakat,
dan negaranya tidak diatur kecuali dengan Islam saja,” ulasnya.
“Itulah yang dimaksud sebagai
kesadaran politik. Politik di sini dalam pengertian pengaturan urusan-urusan
umat. Urusan umat mestinya diatur dengan Islam," tegasnya.
Ketiga, kesadaran
partisipasi. “Setelah mengetahui bahwa umat Islam harus diatur dengan syariat
Islam, maka mestinya umat akan tergerak untuk melakukan perubahan. Perubahan
itu untuk mewujudkan tatanan kehidupan berdasar aturan Islam,” bebernya.
"Ketika umat itu tergerak
untuk melakukan perubahan itulah yang dimaksud sebagai kesadaran pertisipasi. Kunci
paling penting supaya umat ini mau bergerak untuk berpartisipasi dalam
perjuangan Islam adalah akidah,” terangnya.
Lanjut dikatakan, akidah yang
membawa mereka kepada kesadaran bahwa tidak ada kebaikkan kecuali hidup itu
sesuai dengan Islam, diatur dengan Islam, dan untuk Islam. “Di sinilah
pentingnya penanaman tauhid," lugasnya.
“Penjelasan akidah yang kokoh
sekaligus akidah yang produktif adalah akidah yang mendorong amal. Kalau dalam
konteks perjuangan akidah yang mendorong orang itu untuk bergerak berpatisipasi
di dalam perubahan," tambahnya.
UIY mengatakan, “Inilah yang
paling penting, karena itu kita tidak bisa memisahkan antara amal dengan iman.”
"Iman dengan amal bila
menjelaskan tentang akidah harus diikuti dengan buah dari akidah itu, yaitu
ketundukkan atau ketaatan pada syariat. Begitu juga kalau kita bicara tentang
pentingnya seorang Muslim melaksanakan syariat harus didasarkan kepada dorongan
keimanan. Jadi keimanan itu adalah yang paling penting," tutupnya.[] Hidayah
Muhammad