Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Berkah Menurut Ibnul Qayyim Imam Al-Ghazali

Jumat, 14 Februari 2025 | 16:41 WIB Last Updated 2025-02-14T09:41:59Z
TintaSiyasi.id—Berkah (البركة) dalam Islam merujuk pada bertambahnya kebaikan dan manfaat dalam sesuatu, baik dalam waktu, harta, ilmu, maupun kehidupan secara keseluruhan. Dua ulama besar, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dan Imam Al-Ghazali, memiliki pandangan yang mendalam tentang konsep berkah.

1. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (1292–1350 M)
Menurut Ibnul Qayyim, berkah adalah kebaikan yang terus bertambah dan berkelanjutan. Dalam bukunya Zad al-Ma'ad, beliau menjelaskan bahwa keberkahan bisa didapat dengan:

Ketaatan kepada Allah – Amal yang dilakukan dengan ikhlas akan membawa keberkahan dalam hidup.

Menjaga hubungan dengan Al-Qur’an – Al-Qur’an adalah sumber berkah yang memberi petunjuk dan ketenangan.

Doa dan Dzikir – Mengingat Allah akan membawa keberkahan dalam waktu, usaha, dan kehidupan.

Silaturahmi – Menjalin hubungan baik dengan keluarga dan sesama membuka pintu rezeki dan berkah.
Ibnul Qayyim juga menekankan bahwa berkah tidak selalu berbentuk kekayaan atau kesuksesan materi, tetapi bisa berupa hati yang tenang, ilmu yang bermanfaat, dan amal yang diterima oleh Allah.

2. Imam Al-Ghazali (1058–1111 M)
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menjelaskan bahwa berkah adalah cahaya dan rahmat yang Allah turunkan pada sesuatu, sehingga kebaikannya bertambah dan meluas. Menurut beliau, keberkahan bisa diperoleh melalui:

Ilmu yang Bermanfaat – Ilmu yang diamalkan akan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Keikhlasan dalam Ibadah – Amal yang dikerjakan dengan hati yang ikhlas akan memiliki dampak besar.

Kesabaran dalam Ujian – Orang yang sabar dalam menghadapi cobaan akan mendapatkan berkah dalam bentuk pahala dan peningkatan derajat di sisi Allah.

Harta yang Halal dan Berkah – Harta yang diperoleh dengan cara halal dan digunakan untuk kebaikan akan membawa ketenangan hidup.

Al-Ghazali juga menekankan bahwa keberkahan bukan hanya tentang banyaknya sesuatu, tetapi bagaimana sesuatu itu memberikan manfaat dan ketenangan bagi diri sendiri serta orang lain.

Baik Ibnul Qayyim maupun Imam Al-Ghazali sepakat bahwa berkah bukan sekadar jumlah atau materi, tetapi tentang manfaat, ketenangan, dan kebaikan yang terus bertambah. Untuk mendapatkan berkah dalam hidup, seseorang harus mendekatkan diri kepada Allah, menjaga ibadah, mengamalkan ilmu, serta menjauhi hal-hal yang haram dan sia-sia.

Berkah dalam Rezeki dan Ilmu

Berkah (البركة) dalam Islam tidak hanya berarti banyaknya jumlah, tetapi juga kebaikan yang bertambah, manfaat yang luas, serta ketenangan yang dirasakan. Dua aspek penting dalam kehidupan yang perlu keberkahan adalah rezeki dan ilmu.

1. Berkah dalam Rezeki 
Rezeki yang berkah bukan sekadar banyaknya harta, tetapi juga ketenangan dalam menggunakannya, kebermanfaatan, dan kemudahan dalam hidup.

Ciri-ciri Rezeki yang Berkah:

Diperoleh dengan Cara Halal – Tidak mengandung unsur riba, penipuan, atau kezaliman.

Cukup Meskipun Tidak Berlebihan – Meskipun sedikit, tetap memberikan kebahagiaan dan kecukupan.

Membawa Ketenangan Hati – Tidak ada kegelisahan atau ketakutan dalam menggunakannya.

Dimanfaatkan untuk Kebaikan – Digunakan untuk nafkah keluarga, sedekah, dan membantu orang lain.

Cara Mendapatkan Berkah dalam Rezeki:
📌 Bertakwa kepada Allah – "Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (QS. At-Talaq: 2-3)
📌 Bersedekah dan Berbagi – Rasulullah ﷺ bersabda, "Harta tidak akan berkurang karena sedekah." (HR. Muslim)
📌 Bekerja dengan Jujur dan Amanah – Rezeki yang halal akan mendatangkan ketenangan dan keberkahan.
📌 Bersyukur atas Nikmat Allah – Syukur akan melipatgandakan nikmat dan berkah.

2. Berkah dalam Ilmu 

Ilmu yang berkah bukan hanya sekadar banyaknya pengetahuan, tetapi ilmu yang bermanfaat, diamalkan, dan membawa kebaikan bagi diri sendiri serta orang lain.

Ciri-ciri Ilmu yang Berkah:

Mendekatkan Diri kepada Allah – Ilmu yang berkah membuat seseorang semakin tawadhu dan takut kepada Allah.

Diamalkan dalam Kehidupan – Ilmu yang hanya disimpan tanpa diamalkan akan kehilangan berkahnya.

Dibagikan kepada Orang Lain – Rasulullah ﷺ bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)

Membawa Ketenangan dan Hikmah – Ilmu yang berkah memberikan pemahaman yang mendalam dan kedamaian hati.

Cara Mendapatkan Berkah dalam Ilmu:

Menuntut Ilmu dengan Niat yang Ikhlas – Menuntut ilmu harus diniatkan untuk mencari ridha Allah, bukan sekadar mencari dunia.

Menghormati Guru dan Ulama – Berkah ilmu bisa hilang jika seseorang tidak memiliki adab terhadap gurunya.

Mengamalkan Ilmu – Ilmu yang diamalkan akan semakin bertambah dan bermanfaat.

Mengajarkan Ilmu kepada Orang Lain – Ilmu yang diajarkan akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.

Berkah dalam rezeki menjadikan harta cukup, menenangkan hati, dan membawa manfaat bagi banyak orang.

Berkah dalam ilmu menjadikan seseorang semakin dekat kepada Allah, mengamalkan ilmunya, serta menyebarkan manfaat kepada orang lain.

Berkah dalam Harta 
Berkah dalam harta bukan sekadar jumlah yang banyak, tetapi kebaikan yang melimpah, ketenangan dalam menggunakannya, serta manfaat yang luas bagi diri sendiri dan orang lain.

Ciri-ciri Harta yang Berkah
Diperoleh dengan Cara Halal – Tidak ada unsur riba, penipuan, atau kezaliman.

Memberikan Ketenangan Hati – Tidak membawa kekhawatiran atau kesulitan dalam penggunaannya.

Cukup Meski Tidak Berlebihan – Bisa memenuhi kebutuhan tanpa harus berlebih-lebihan atau boros.

Dimanfaatkan untuk Kebaikan – Harta yang digunakan untuk nafkah keluarga, sedekah, dan membantu sesama akan membawa berkah.

Meningkatkan Ketaatan kepada Allah – Harta yang berkah menjadikan pemiliknya semakin dekat kepada Allah, bukan sebaliknya.

Cara Mendapatkan Berkah dalam Harta

1. Mencari Harta dengan Cara yang Halal
Bekerja dengan jujur, amanah, dan tidak mengambil jalan yang dilarang dalam Islam.

2. Menghindari Riba dan Kecurangan
Rasulullah ﷺ bersabda: "Allah telah melaknat pemakan riba, yang memberi makan dengan riba, pencatatnya, dan dua saksinya." (HR. Muslim)

3. Bersedekah dan Berbagi kepada Sesama
Rasulullah ﷺ bersabda: "Harta tidak akan berkurang karena sedekah." (HR. Muslim)
Semakin kita berbagi, semakin Allah lipatgandakan keberkahannya.

4. Menafkahkan Harta di Jalan Allah
Harta yang digunakan untuk membantu keluarga, pendidikan, dakwah, dan kebaikan lainnya akan mendatangkan keberkahan.

5. Mensyukuri Rezeki yang Ada
Allah berjanji dalam Al-Qur'an: "Jika kalian bersyukur, pasti akan Aku tambahkan (nikmat-Ku) kepada kalian." (QS. Ibrahim: 7)

6. Berdoa agar Harta Diberkahi
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa:
"Ya Allah, berikanlah aku rezeki yang halal, berkah, dan cukup."

Harta yang berkah bukan tentang jumlah, tetapi tentang manfaat dan ketenangan hati. Mencari rezeki yang halal, bersedekah, dan mensyukuri nikmat adalah kunci keberkahan dalam harta. Dengan harta yang berkah, hidup akan lebih tenteram, bahagia, dan bermanfaat bagi banyak orang.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update