Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Hubungan Strategis antara Israk Mikraj dengan Pembebasan Palestina

Senin, 20 Januari 2025 | 08:06 WIB Last Updated 2025-01-20T01:07:15Z
TintaSiyasi.id -- Menjelaskan terkait hubungan antara Israk Mikraj dengan pembebasan Palestina, Mudir Ma'had Khadimus Sunnah Bandung, Ajengan Yuana Ryan Tresna mengatakan ada hubungan strategis antara Israk Mikraj dengan pembebasan Palestina yang sering kali terabaikan.

"Peringatan Rajab, termasuk Israk dan Mikraj, sering kali dilakukan dengan fokus pada sisi spiritualnya, seperti kisah perjalanan Rasulullah ﷺ dan keajaiban peristiwa tersebut. Namun, hubungan strategis antara Israk Mikraj dengan pembebasan Palestina sering kali terabaikan," tulisnya dalam keterangan yang diterima TintaSiyasi.Id, Jum'at, (10/1/2025).

Ia menjelaskan, Israk dan Mikraj memang sering dipahami sebagai peristiwa spiritual perjalanan Nabi Muhammad ﷺ dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) dan kemudian naik ke langit hingga Sidratul Muntaha.

"Namun, jika kita telaah lebih dalam, peristiwa ini mengandung nilai strategis yang sangat relevan dengan kondisi umat Islam, khususnya terkait Palestina yang saat ini berada dalam penjajahan," jelasnya.

Ajengan Yuana mengungkapka, Masjidil Aqsha di Palestina adalah bagian integral dari akidah Islam. Israk dan Mikraj mempertegas kedudukan Masjidil Aqsha sebagai kiblat pertama umat Islam dan tanah para Nabi. Kedudukan strategis Palestina ini membuatnya bukan sekadar persoalan politik, tetapi bagian dari identitas keislaman. Penjajahan atas tanah Palestina merupakan serangan terhadap simbol Islam yang sakral.

Ia memaparkan, Israk Mikraj secara langsung menegaskan bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian dari tanggung jawab umat Islam. Allah SWT tidak mengangkat tempat lain, tetapi memilih Masjidil Aqsha sebagai tujuan Israk Rasulullah ﷺ. 

"Ini menunjukkan pentingnya menjaga, melindungi, dan membebaskan tanah Palestina dari segala bentuk penistaan dan penjajahan," paparnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, Israk dan Mikraj juga mengajarkan bahwa tanah suci tidak boleh berada di bawah kekuasaan pihak yang menodai kehormatannya. Perjalanan Rasulullah ﷺ ke Masjidil Aqsha adalah simbol awal pembebasan. Dalam sejarah Islam, Palestina telah dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 638 M dan diperjuangkan kembali oleh Shalahuddin Al-Ayyubi dari kekuasaan Tentara Salib pada 1187 M. 

"Hari ini, penjajahan atas Palestina menjadi tugas generasi umat Islam untuk melanjutkan semangat pembebasan ini," lanjutnya.

Ia mengungkapkan, Dalam perjalanan Mikraj, Nabi Muhammad ﷺ memimpin shalat di Masjidil Aqsha dengan seluruh nabi sebagai makmum. 

"Hal ini menegaskan pentingnya kepemimpinan yang amanah untuk menjaga umat dan simbol-simbol Islam. Hari ini, umat Islam membutuhkan kepemimpinan global yang mampu mengembalikan kehormatan Masjidil Aqsha dan membebaskan Palestina dari penjajahan," tandasnya.[] Isty Da'iyah

Opini

×
Berita Terbaru Update