Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Syukur Adalah Setengah dari Keimanan

Selasa, 19 November 2024 | 12:52 WIB Last Updated 2024-11-19T05:52:24Z
TintaSiyasi.id-- Ungkapan "syukur adalah setengah dari keimanan" adalah sebuah pernyataan yang sering digunakan untuk menggambarkan pentingnya sikap syukur dalam kehidupan seorang mukmin. Dalam Islam, keimanan seorang hamba kepada Allah mencakup dua aspek utama: syukur (bersyukur) dan sabar (bersabar). 

Syukur adalah ekspresi rasa terima kasih dan pengakuan atas nikmat yang diberikan Allah, sedangkan sabar adalah ketabahan dalam menghadapi cobaan atau ujian hidup.

Pernyataan ini memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Misalnya:

1. Syukur sebagai tanda keimanan:
o Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bersyukur dalam banyak ayat Al-Qur'an, seperti:
"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku)." (QS. Al-Baqarah: 152)
o Rasulullah SAW juga mencontohkan syukur dalam berbagai situasi, termasuk dalam ibadah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?" (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Hubungan syukur dengan keimanan:
o Keimanan tidak hanya diukur dari ibadah formal, tetapi juga bagaimana seorang hamba merespon nikmat Allah. Orang yang bersyukur menunjukkan pengakuan terhadap keesaan dan kebesaran Allah sebagai pemberi nikmat.

3. Keseimbangan antara syukur dan sabar:
o Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Sungguh mengagumkan keadaan seorang mukmin. Semua urusannya adalah kebaikan. Jika dia mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya. Jika dia ditimpa kesulitan, dia bersabar, maka itu pun kebaikan baginya."

Maka, ungkapan ini mengajarkan bahwa syukur merupakan salah satu inti keimanan, yang melengkapi aspek sabar sebagai pilar lainnya. Seorang mukmin yang bersyukur menunjukkan kedekatan hatinya kepada Allah dan pengakuannya terhadap segala nikmat-Nya.

Bersyukur dan Berdzikir.

Bersyukur dan berdzikir adalah dua ibadah hati dan lisan yang sangat ditekankan dalam Islam. Keduanya memiliki keterkaitan yang erat, karena berdzikir (mengingat Allah) adalah salah satu cara utama untuk bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya. Berikut adalah penjelasan tentang hubungan antara bersyukur dan berdzikir:

1. Pengertian Bersyukur dan Berdzikir
• Bersyukur: Mengakui, menghargai, dan menggunakan nikmat Allah dengan cara yang sesuai dengan kehendak-Nya. Bersyukur bukan hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan dan sikap hidup.
o Firman Allah:
"Dan sungguh, jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim: 7)
• Berdzikir: Mengingat Allah, baik melalui ucapan lisan, seperti menyebut asma-Nya (tasbih, tahmid, tahlil, takbir), maupun melalui renungan hati yang mendalam tentang kebesaran-Nya. Dzikir mendekatkan seorang hamba kepada Allah dan membuat hatinya tenang.
o Firman Allah:
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28)

2. Keterkaitan Bersyukur dan Berdzikir
• Dzikir sebagai bentuk syukur:
o Salah satu bentuk bersyukur adalah menyebut-nyebut nikmat Allah dengan pujian, seperti mengucapkan Alhamdulillah (segala puji bagi Allah). Dzikir adalah ekspresi syukur secara lisan.
o Rasulullah SAW bersabda:
"Ucapan yang paling dicintai Allah adalah 'Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar'." (HR. Muslim)
• Syukur dalam dzikir hati dan perbuatan:
o Ketika seseorang merenungkan nikmat-nikmat Allah, ia mengingat Allah (dzikir hati) dan terdorong untuk menggunakan nikmat tersebut sesuai kehendak Allah (syukur melalui perbuatan).
• Syukur dan dzikir dalam ibadah sehari-hari:
o Dzikir harian seperti membaca tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), tahlil (La ilaha illallah), dan takbir (Allahu Akbar) tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah tetapi juga memperkuat rasa syukur kita.

3. Manfaat Bersyukur dan Berdzikir
• Manfaat Bersyukur:
1. Mendatangkan tambahan nikmat, seperti yang dijanjikan Allah dalam QS. Ibrahim: 7.
2. Menghindarkan diri dari sifat kufur nikmat.
3. Membuat hati lebih lapang dan puas atas segala ketentuan Allah.
• Manfaat Berdzikir:
1. Memberikan ketenangan hati (QS. Ar-Ra’d: 28).
2. Membantu menjaga iman tetap kuat.
3. Membentuk hubungan yang lebih dekat dengan Allah.

4. Contoh Dzikir sebagai Syukur
• Dzikir setelah shalat:
o Membaca Subhanallah (33x), Alhamdulillah (33x), dan Allahu Akbar (34x) adalah bentuk dzikir dan syukur yang dianjurkan.
o Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang setiap selesai shalat membaca Subhanallah (33 kali), Alhamdulillah (33 kali), dan Allahu Akbar (34 kali), maka Allah akan mengampuni dosanya, meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Muslim)
• Dzikir pagi dan petang:
o Dzikir ini tidak hanya mengingatkan kita akan kebesaran Allah, tetapi juga melatih kita untuk bersyukur atas nikmat hidup setiap hari.

Kesimpulan

Bersyukur dan berdzikir adalah amalan yang saling melengkapi. Berdzikir adalah salah satu bentuk syukur yang paling mudah dilakukan, sementara bersyukur adalah inti dari mengingat Allah. Keduanya mendekatkan seorang hamba kepada Allah, memperkuat iman, dan membuka pintu-pintu keberkahan dalam hidup. Semakin sering seorang mukmin berdzikir dan bersyukur, semakin ia merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Tambahnya nikmat buah dari Syukur : Pertama. Bertambahnya keyakinan pada Allah. Kedua. Bertambahnya pengetahuan untuk lebih dekat dan mengenal Allah. Ketiga. Kemampuan untuk terus bersyukur, taat dan menggunakan kenikmatan di jalan yang diridhai Allah SWT.

Syukur adalah ibadah yang tidak hanya melibatkan lisan, tetapi juga hati dan tindakan. Ketika seorang mukmin bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, ia mendapatkan balasan berupa bertambahnya nikmat, sebagaimana janji Allah dalam QS. Ibrahim: 7. Tambahan nikmat ini tidak selalu berbentuk materi, tetapi juga mencakup hal-hal yang lebih mendalam, seperti yang Anda sebutkan. Berikut penjelasan lebih rinci:

1. Bertambahnya Keyakinan pada Allah
• Penjelasan: Ketika seseorang bersyukur, ia menyadari bahwa semua nikmat datang dari Allah, yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah. Kesadaran ini memperkuat keyakinannya akan keesaan Allah, kasih sayang-Nya, dan kuasa-Nya.
• Dalil:
o Allah berfirman:
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)." (QS. An-Nahl: 53)
o Dengan bersyukur, seorang mukmin mengakui kebenaran ayat ini, sehingga imannya semakin kokoh.
• Manfaat:
o Bertambahnya rasa tawakal dan percaya penuh kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan.
o Membantu seorang mukmin menghadapi ujian hidup dengan keyakinan bahwa segala sesuatu adalah bagian dari hikmah Allah.

2. Bertambahnya Pengetahuan untuk Lebih Dekat dan Mengenal Allah
• Penjelasan: Syukur mendorong seseorang untuk merenungkan nikmat-nikmat Allah, yang pada akhirnya menuntun pada pengenalan yang lebih mendalam tentang sifat-sifat Allah, seperti Ar-Rahman (Maha Penyayang), Al-Karim (Maha Mulia), dan Al-Ghaniy (Maha Kaya).
• Dalil:
o Firman Allah:
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar." (QS. Fussilat: 53)
o Melalui rasa syukur, seorang mukmin lebih banyak merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah di sekitarnya, sehingga ilmunya bertambah.
• Manfaat:
o Membantu mendekatkan diri kepada Allah melalui refleksi dan dzikir.
o Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, karena semakin mengenal Allah, semakin besar rasa cinta seorang hamba kepada-Nya.

3. Kemampuan untuk Terus Bersyukur, Taat, dan Menggunakan Nikmat di Jalan yang Diridhai Allah SWT
• Penjelasan: Syukur adalah ibadah yang saling menguatkan. Ketika seseorang bersyukur, Allah memberikan nikmat tambahan berupa kemampuan untuk terus bersyukur, menggunakan nikmat dengan bijak, dan bertahan dalam ketaatan.
• Dalil:
o Allah berfirman:
"Maka barang siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri." (QS. Luqman: 12)
o Ayat ini menunjukkan bahwa syukur memberi manfaat kembali kepada pelakunya, termasuk kemampuan untuk semakin taat dan istiqamah.
• Manfaat:
o Nikmat yang digunakan di jalan yang diridhai Allah akan membawa keberkahan dalam hidup.
o Kemampuan untuk istiqamah dalam syukur adalah karunia besar yang menjaga hati dari sifat kufur atau sombong.

Kesimpulan

Bersyukur bukan hanya mengungkapkan rasa terima kasih kepada Allah, tetapi juga mengundang nikmat-nikmat yang lebih besar. Tambahan nikmat itu mencakup:
1. Bertambahnya keyakinan yang menguatkan iman.
2. Bertambahnya pengetahuan yang mendekatkan diri kepada Allah.
3. Kemampuan untuk terus bersyukur, taat, dan menggunakan nikmat dengan cara yang benar.

Semua ini menunjukkan bahwa syukur adalah pintu menuju kebaikan yang tiada habisnya. Rasulullah SAW pun mengajarkan kita untuk selalu bersyukur, seperti dalam doa:

"Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu." (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i).

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update