TintaSiyasi.id -- Hati kaum Muslim seakan disayat-sayat, terasa remuk redam ketika mendengar kondisi saudaranya di Palestina terus mengalami genosida hingga saat ini. Sedangkan, solusi yang solutif masih dipertanyakan. Namun, siapa sangka serangan itu tidak hanya berhenti di Palestina saja, karena faktanya serangan itu justru merembet ke negeri tetangga Palestina salah satunya adalah Lebanon.
Serangan udara Israel dikabarkan merembet hingga ke wilayah ibu kota Lebanon, yaitu Beirut pada hari Sabtu tanggal 28 Oktober 2024 dengan ledakan yang begitu dahsyat hingga menerangi langit pada saat dini hari itu. Rupanya, serangan tersebut terjadi di tengah konflik antara Hizbullah dan pasukan Israel yang terus memanas. Menurut salah seorang saksi mata Reuters melaporkan jika dia telah mendengar lebih dari 20 serangan udara Israel yang menghantam ibu kota Lebanon pada dini hari sebelum fajar. Serangan ini dianggap sebagai serangan yang paling kuat yang dilakukan oleh Israel sejak hampir setahun berperang dengan Hizbullah. Akibat serangan tersebut, dilaporkan terdapat tujuh bangunan di daerah pinggiran Haret Hreik hancur menjadi tumpukan puing-puing. (cnbcindonesia.com, 28/09/2024)
Laporan serangan ini terjadi ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa dimana dalam forum tersebut dia berjanji akan terus melanjutkan serangannya. Dia menganggap jika dirinya tidak punya pilihan lain selama Hizbullah tetap memilih jalan perang karena dia merasa memiliki hak penuh untuk menghilangkan ancaman. Sementara di sisi lain, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati, yang juga berada dalam forum yang sama mengatakan bahwa agresi baru tersebut telah membuktikan bahwa musuh Israel tidak peduli dengan semua upaya yang telah dilakukan Internasional dan menyerukan gencatan senjata. (cnbcindonesia.com, 28/09/2024)
Pernyataan yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati setidaknya telah menyadarkan setiap orang yang mendengarnya. Ya, memang seharusnya begitu, karena apapun upaya yang dilakukan oleh internasional untuk menghentikan serangan Israel terhadap Palestina dan negeri-negeri tetangga faktanya tidak memberikan penyelesaian sedikit pun. Justru, arogansi Zionis makin kuat karena penguasa negara-negara di dunia termasuk penguasa di negeri-negeri Muslim tak mengambil tindakan secara yang solutif untuk menghentikan serangan yang makin masif dan merajalela tersebut. Akibatnya, korban yang berjatuhan akibat serangan zionis Israel tersebut terus bertambah dan semakin banyak.
Sejak hari Senin tanggal 23 September bulan lalu hingga Jumat 27 September telah dikabarkan dari kementerian kesehatan Lebanon jika serangan udara yang dilakukan oleh Israel tersebut hampir menewaskan 800 orang di sebuah desa di Nabatieh, Lebanon Selatan, di antaranya sembilan orang termasuk perempuan yang sedang hamil dan dua anak-anak. Tak hanya itu, serangan tersebut juga mengakibatkan ribuan keluarga terpaksa harus meninggalkan rumah mereka yang bertempat di Lebanon Selatan, dengan banyak keluarga yang memenuhi jalanan dan terjebak dalam kemacetan di Beirut. Selain itu, PBB juga melaporkan jika lebih dari 30 ribu orang telah meninggalkan Lebanon dan menuju ke Suriah selama tiga hari terakhir hingga Jumat 27 September 2024. (bbc.com, 27/09/2024)
Korban yang berjatuhan terus bertambah, sementara solusi atas penjajahan Palestina tersebut tak mungkin berharap pada negeri-negeri Muslim apalagi kelompok milisi termasuk Lebanon. Solusi yang diberikan negeri-negeri Muslim saat ini termasuk Lebanon terbukti tidak mampu menyelesaikan permasalahan secara menyeluruh karena kondisi negeri-negeri Muslim saat ini dalam keadaan lemah dan tidak memiliki kekuatan yang mampu melawan mereka para penjajah. Mengapa bisa demikian? Karena negeri-negeri Muslim saat ini terjebak oleh sekat-sekat nasionalisme yang membuat hubungan persaudaraan mereka menjadi terhalang, terlebih lagi negeri-negeri Muslim juga telah mencukupkan diri dengan bantuan retorika dan sedikit senjata yang mereka punya meski sebenarnya mereka telah memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dari apa yang mereka berikan.
Solusi atas Palestina
Palestina tidak hanya sekadar butuh kata-kata, juga tidak hanya sekedar butuh beberapa senjata, tapi juga butuh solusi yang nyata tanpa adegan rekayasa belaka. Palestina tidak hanya sekedar butuh empati dan simpati dari negeri-negeri tetangga, tetapi juga butuh dukungan pasti yang tumbuh murni dari setiap benak kaum Muslim di seluruh dunia. Palestina tidak bisa berharap begitu saja dengan Persatuan Bangsa-bangsa yang masih dibawah pimpinan negara pendukung penjajah karena faktanya bangsa-bangsa yang berada didalamnya tetap menerapkan aturan yang lahir dari penjajah. Perlu disadari, bahwa sebenarnya genosida yang terjadi di Palestina telah mengingatkan kaum Muslim di seluruh dunia untuk menguatkan iman mereka dan kembali bersatu padu dalam ikatan yang satu demi mewujudkan tujuan yang satu yakni terbebasnya kaum Muslim dari penjajahan di segala penjuru.
Sejatinya, Muslim Palestina membutuhkan solusi yang komprehensif (menyeluruh) untuk menghentikan genosida yang terjadi disana, salah satunya dengan mengirim pasukan dari negeri-negeri kaum Muslim untuk melawan penjajah Zionis Yahudi di Palestina. Namun, untuk menghadirkan pasukan Muslim tentunya tak bisa secara tiba-tiba, karena pasukan negeri-negeri Muslim tidak akan berkumpul jika tanpa komando, sedangkan komando yang dibutuhkan untuk menyeru pasukan Muslim di seluruh dunia adalah seorang khalifah. Dan seorang Khalifah hanya terdapat dalam sebuah institusi yang bernama Khilafah, di mana khilafah inilah yang akan berperan sebagai junnah untuk menyelamatkan umat Muslim yang tertindas dan terjajah.
Sebuah institusi yang bernama Khilafah ini belum ada untuk saat ini, sehingga membutuhkan perjuangan dari semua kaum Muslim untuk menegakkannya. Sebelumnya, umat Muslim perlu mengetahui betapa pentingnya kehadiran sebuah institusi ini, Karena tanpanya aturan Islam tidak bisa diterapkan secara sempurna. Tegaknya kembali Khilafah atas manhaj kenabian ini tentunya menjadi dambaan semua umat Islam, karena hal itu merupakan sebuah kabar gembira dari Nabi Muhammad SAW untuk mereka kaum Muslim.
Sebagaimana sabda Nabi SAW:
...ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ.
“..Selanjutnya akan ada kembali masa Khilafah yang menempuh jejak Kenabian.” (HR. Ahmad).
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk membangun kesadaran mereka bahwa permasalahan yang sedang terjadi di Palestina sejak dulu hingga saat ini adalah eksistensi entitas zionis yahudi Israel. Sedangkan, permasalahan tersebut hanya bisa diselesaikan dengan tegaknya sebuah institusi global bernama khilafah.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Zahra K.R.
Aliansi Penulis Rindu Islam