Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Harga Beras Makin Naik, Petani Makin Sulit

Rabu, 02 Oktober 2024 | 08:59 WIB Last Updated 2024-10-02T01:59:06Z

TintaSiyasi.id -- Indonesia merupakan negara agraris, di mana sebagian besar perekonomian Indonesia ditopang oleh hasil pertanian. Namun, kenyataannya saat ini pertanian Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Dimulai dengan biaya produksi yang selalu naik dan harga gabah yang sering anjlok atau bahkan rugi membuat para petani kesulitan untuk memiliki modal lagi untuk masa tanam berikutnya sehingga tak jarang para petani harus mengutang modal untuk menanam kembali. Namun, ketika datang masa panen harga gabah tidak stabil atau bahkan anjlok sehingga sering para petani mengalami kerugian.

Belum lagi gagal panen yang harus di hadapi oleh para petani akibat musim kemarau dan musim hama menambah beban para petani dalam pengelolahan lahan pertanian membuat beban hidup para petani makin berat dan sulit. Jika melihat harga beras di ASEAN Indonesia merupakan Negara dengan harga beras yang cukup mahal di pasaran. Jika melihat fakta ini seharusnya para petani di Indonesia hidup dengan sejahtera namun kenyataanya jauh panggang dari api. Karena harga beras yang mahal setiap rakyat harus menambah pengeluaran mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak terkecuali juga para petani. Membuat bertambah beban kesulitan para petani di negeri ini.

Bank Dunia mengungkapkan bahwa harga beras di Indonesia 20 persen lebih mahal daripada harga beras di pasar global. Bahkan saat ini harga beras dalam negeri konsisten tertinggi di kawasan ASEAN. (Kompas.com, 20/09/2024)

Harga beras terus melambung tinggi bukanya hanya karena biaya produksi yang tinggi. Tetapi hal ini juga disebabkan oleh sektor pertanian yang sudah dikuasai oleh oligarki mulai dari hulu hingga ke hilir. Sementara negara hanya menjadi regulator dan fasilitator bagi kepentingan para oligarki sehingga tidak memberikan bantuan kepada para petani. Para petani malah di paksa harus mandiri, terlebih lagi para petani yang memiliki sedikit modal sehingga sering para petani harus berhutang untuk modal menanam. Kesulitan seperti ini merupakan siklus yang harus dihadapi oleh para petani setiap musimnya.

Di sisi lain malah negara sedang melakukan kebijakan pembatasan impor beras yang berdampak pada ketersediaan beras saat ini. Sehingga harga beras terus melambung tinggi di pasar juga karena jumlahnya yang sedikit. Ini akan memicu gelombang impor besar-besaran di kemudian hari dan akan hanya menguntungkan para oligarki dalam menentukan harga pasar selanjutnya. Semua ini hanya menghasilkan kesulitan bagi masyarakat umum termasuk para petani. Apalagi dengan adanya ritel-ritel yang menguasai bisnis beras yang dapat memainkan harga sesuka hati. Ini semua adalah bukti nyata buah dari penerapan sistem kapitalisme yang sedang mencengkram negri ini dengan oreantasi pada keuntungan materi semata. Kondisi ini berbeda dengan penerapan sistem Islam.

Di mana dalam sistem Islam negara berkewajiban menyediakan lahan untuk ketahanan pangan (beras), menjamin harga pupuk yang terjangkau dan stabil, serta pengadaan alat-alat pendukung untuk pertanian yang canggih dan efisien, dan juga pengembangan bibit unggul dalam rangka meningkatkan kemampuan para petani dalam membangun ketahanan pangan secara nyata sehingga menjadi makin ahli dalam bidang pertanian.

Negara Islam juga menempatkan posisi ketahanan dan kedaulatan pangan sebagai salah satu basis penting dalam pertahanan negara dan basis utama untuk mensejahterakan rakyatnya. Karena dalam sistem Islam penguasa adalah penggembala bagi rakyatnya yang harus dapat memastikan terpenuhinya kebutuhan pokok asasia individu per individu rakyatnya yang tertuang dalam dalam akidah Islam bahwa setiap penguasa akan di mintai pertanggung jawab kekuasanya di hadap Allah SWT kelak di akhirat.

Di tambah lagi bahwa negara akan melakukan seluruh upaya untuk mewujudkannya sesuai dengan sistem ekonomi Islam dimana harta harus beredar secara merata dengan mengatur hak kepemilikan sesuai syariat Islam. Dan ini semua akan terwujud dalam penerapana syariat Islam secara kaffah.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Beramita
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update