Tintasiyasi.ID -- Pemerhati Generasi Ustazah Dedeh Wahidah Achmad menyebutkan bahwa poin penting hijrah adalah berpindah dari kondisi yang tidak menerapkan Islam menuju pelaksanaan Islam secara keseluruhan.
“Mestinya hijrah itu bagaimana berpindah dari tidak menerapkan Islam kemudian ke melaksanakan Islam secara keseluruhan,” ujarnya dalam Live Muslimah on Room bertajuk Muharam dan Visi Perubahan, di kanal YouTube Muslimah Media Hub, Sabtu (13/07/2024).
Ia menambahkan bahwa momen hijrah adalah peristiwa yang luar biasa sehingga Khalifah Umar bin Khattab menjadikannya sebagai tonggak perhitungan tahun baru Hijriah.
“Ini (hijrah) menjadi momen yang kemudian oleh Sayyidina Umar
Bin Khattab, khalifah yang kedua setelah Abu Bakar, ini kan dijadikan sebagai
tonggak untuk perhitungan tahun baru Hijriah,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan makna hijrah berdasar hadis Rasulullah saw. “Siapa Al-Muhajiru? Man hajara maa nahallahu ‘anhu (orang yang berpindah atau
meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah kepadanya). Baik yang dilarang untuk
pribadi, keluarga, masyarakat, maupun untuk negara,” ungkapnya/
“Jadi meninggalkan apa saja yang dilarang oleh Allah, baik
dilarang untuk pribadi, untuk keluarga, masyarakat, maupun kalau khitab-nya
(seruannya) itu untuk negara,” jelasnya.
Ustazah Dedeh mencontohkan hijrah dalam level individu
seperti berkomitmen untuk berhijrah dari yang awalnya membuka aurat menjadi
menutup aurat, atau meninggalkan riba. Sementara dalam level negara, hijrah
bisa ditempuh dengan cara meninggalkan kezaliman dan abai terhadap rakyat
menjadi adil dan bertanggung jawab.
“Nah, ketika memahami bahwa zalim terhadap rakyat itu dilarang,
mestinya kan di momen
hijrah ini mengubah, yang tadinya zalim menjadi adil, yang
abai kepada rakyat menjadi bertanggung jawab,” contohnya.
Ia juga menggambarkan adanya perubahan yang luar biasa pada
hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah, yakni diterapkannya Islam secara
keseluruhan di Madinah setelah sebelumnya mendapatkan penentangan di Makkah.
“Di Makkah itu tidak diterapkan Islam, bahkan sulit,
ditentang. Setelah ke Madinah di situ nampak Islam itu bisa diterapkan secara
keseluruhan,” tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa Muharam adalah momen untuk evaluasi
diri apakah kita sudah berhijrah mengikuti tuntunan Rasulullah ataukah hanya sekadar
berhijrah secara parsial sebagaimana pemahaman di masyarakat saat ini.
“Menurut saya memang ini momen untuk evaluasi diri kita.
Apakah sudah melakukan hijrah itu sesuai dengan tuntunan dari Rasulullah saw.
atau baru sesuai pemahaman kita saja?” tutupnya.[] Nurwati