Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Hakikat Manusia dalam Al-Qur'an

Minggu, 07 Juli 2024 | 00:29 WIB Last Updated 2024-07-06T17:29:46Z
TintaSiyasi.id -- Dalam Al-Qur'an, hakikat manusia dijelaskan dari berbagai aspek yang mencerminkan kedalaman penciptaan, fungsi, dan tujuan hidup manusia. Berikut adalah beberapa aspek utama yang menyoroti hakikat manusia menurut Al-Qur'an:

1. Penciptaan Manusia
• Dari Tanah dan Air: Manusia diciptakan dari tanah liat atau sari pati tanah. Dalam beberapa ayat, disebutkan bahwa manusia juga diciptakan dari air. Contohnya dalam Surah Al-Mu’minun (23:12-14), manusia diciptakan dari sari pati tanah, kemudian dari setetes mani, menjadi segumpal darah, daging, dan akhirnya dibentuk menjadi makhluk yang sempurna.
• Nafas Ilahi: Selain unsur fisik, manusia juga memiliki unsur ruhani. Allah meniupkan ruh-Nya ke dalam diri manusia. Ini disebutkan dalam Surah Al-Hijr (15:29) dan Surah As-Sajdah (32:9), yang menunjukkan bahwa manusia memiliki dimensi spiritual yang berasal dari Allah.

2. Kedudukan dan Tugas Manusia
• Khalifah di Bumi: Manusia ditunjuk sebagai khalifah (wakil) Allah di bumi. Ini menunjukkan tanggung jawab besar untuk memelihara dan mengatur dunia sesuai dengan petunjuk Allah. Ini dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah (2:30).
• Pengabdian kepada Allah: Tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk menyembah Allah dan mengikuti jalan-Nya. Surah Adz-Dzariyat (51:56) menegaskan bahwa jin dan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah.

3. Sifat Dasar Manusia
• Memiliki Akal dan Hati: Manusia diberi akal untuk berpikir dan hati untuk merasakan. Kedua unsur ini penting untuk mengenal dan memahami kebesaran Allah. Surah An-Nahl (16:78) menyebutkan bahwa manusia dilahirkan tanpa pengetahuan, tetapi diberi pendengaran, penglihatan, dan hati agar mereka bersyukur.

• Cenderung kepada Kebaikan dan Keburukan: Manusia memiliki potensi untuk melakukan kebaikan dan keburukan. Surah Asy-Syams (91:7-10) menyatakan bahwa Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia jalan kefasikan dan ketakwaan, sehingga manusia bertanggung jawab untuk memilih jalan yang benar.

4. Ujian dan Pertanggungjawaban
• Ujian Kehidupan: Kehidupan dunia dianggap sebagai ujian untuk menguji siapa di antara manusia yang paling baik amalannya. Ini dijelaskan dalam Surah Al-Mulk (67:2).
• Hari Pembalasan: Setelah kematian, manusia akan dibangkitkan kembali dan diadili atas segala perbuatannya di dunia. Surah Al-Zalzalah (99:7-8) menyatakan bahwa sekecil apapun perbuatan baik atau buruk akan mendapatkan balasannya.

5. Hubungan dengan Sesama Makhluk
• Tanggung Jawab Sosial: Manusia diperintahkan untuk berbuat baik kepada sesama manusia, membantu yang lemah, dan menegakkan keadilan. Surah Al-Ma'un (107:1-7) menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama, terutama dengan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
• Peran dalam Alam: Sebagai khalifah di bumi, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian alam. Surah Al-A'raf (7:31) mengajarkan agar manusia tidak merusak bumi setelah diciptakan dengan baik.

Melalui pemahaman ini, dapat disimpulkan bahwa hakikat manusia dalam Al-Qur'an mencakup aspek fisik dan ruhani, kedudukan sebagai khalifah dan hamba Allah, sifat-sifat dasar manusia, serta tanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama, dan alam. Semua ini menggambarkan betapa kompleks dan mulianya penciptaan manusia menurut pandangan Islam.

Kunci keselamatan dan Kebahagiaan manusa adalah beriman dan mengikuti petunjuk dari Allah SWT. Itu akan menentukan nilai kehidupan dan status di akherat.

Benar sekali, dalam pandangan Islam, kunci keselamatan dan kebahagiaan manusia terletak pada keimanan kepada Allah SWT dan mengikuti petunjuk-Nya. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai hal ini berdasarkan ajaran Al-Qur'an dan Hadis:

1. Keimanan sebagai Landasan Utama
• Iman kepada Allah SWT: Keimanan yang kuat kepada Allah adalah fondasi utama bagi kehidupan seorang Muslim. Iman mencakup keyakinan terhadap keberadaan Allah, keesaan-Nya, dan sifat-sifat-Nya. Surah Al-Baqarah (2:285) menekankan pentingnya iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan qada dan qadar.

• Iman sebagai Pemandu Hidup: Iman memberikan arah dan tujuan hidup. Tanpa iman, kehidupan bisa kehilangan makna dan arah. Surah Al-Anfal (8:2-4) menggambarkan bahwa orang-orang beriman adalah mereka yang ketika disebut nama Allah hati mereka bergetar, iman mereka bertambah saat dibacakan ayat-ayat-Nya, dan mereka bertawakkal hanya kepada Allah.

2. Mengikuti Petunjuk dari Allah SWT
• Al-Qur'an sebagai Panduan: Al-Qur'an adalah petunjuk hidup yang diberikan Allah kepada umat manusia. Surah Al-Baqarah (2:2) menyebutkan bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.
• Sunnah Rasulullah SAW: Selain Al-Qur'an, petunjuk juga datang melalui sunnah atau contoh kehidupan Rasulullah SAW. Surah Al-Ahzab (33:21) menyatakan bahwa Rasulullah adalah teladan yang baik bagi umat manusia.

3. Nilai Kehidupan dan Status di Akhirat
• Amal Shalih: Iman harus diwujudkan dalam amal shalih atau perbuatan baik. Surah Al-Asr (103:1-3) menekankan pentingnya iman, amal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran sebagai jalan menuju keselamatan.

• Akhirat sebagai Tujuan Akhir: Kehidupan di dunia hanyalah sementara, dan akhirat adalah kehidupan yang kekal. Keselamatan dan kebahagiaan di akhirat sangat bergantung pada bagaimana seseorang menjalani hidupnya di dunia. Surah Al-Ankabut (29:64) menyebutkan bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan dan hiburan, sedangkan kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat.
• Pengadilan di Akhirat: Semua amal perbuatan akan diperhitungkan di hari kiamat. Surah Az-Zalzalah (99:7-8) menegaskan bahwa sekecil apapun kebaikan atau keburukan akan mendapatkan balasannya.

4. Dampak Iman dan Amal Shalih
• Ketenangan Hati: Iman kepada Allah dan mengikuti petunjuk-Nya memberikan ketenangan hati. Surah Ar-Ra'd (13:28) menyebutkan bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.
• Kebahagiaan Sejati: Kebahagiaan sejati bukan hanya diukur dengan materi atau kesenangan duniawi, tetapi dengan kedekatan kepada Allah dan keberkahan hidup. Surah Al-Fussilat (41:30) menjelaskan bahwa orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah," kemudian beristiqamah, malaikat akan turun kepada mereka dengan membawa kabar gembira dan kebahagiaan.

Dengan beriman kepada Allah SWT dan mengikuti petunjuk-Nya melalui Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW, manusia akan menemukan makna dan tujuan hidup yang sejati. Ini tidak hanya memberikan keselamatan dan kebahagiaan di dunia, tetapi juga menentukan nilai kehidupan dan status di akhirat. Dalam pandangan Islam, kehidupan yang dijalani dengan iman dan amal shalih adalah jalan menuju kebahagiaan sejati dan keselamatan abadi.

Fitrah-Kecendderungan Manusia Menyembah Satu Tuhan Yakni Allah SWT inilah Tauhid.

Benar, konsep fitrah dalam Islam merujuk pada kecenderungan alami manusia untuk menyembah satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Fitrah ini mencerminkan tauhid, yang merupakan inti dari keimanan dalam Islam. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai fitrah dan tauhid dalam pandangan Islam:

1. Fitrah: Kecenderungan Alami Manusia
• Pengertian Fitrah: Fitrah adalah keadaan alami atau asal penciptaan manusia yang cenderung kepada kebenaran dan penyembahan kepada Allah SWT. Setiap manusia dilahirkan dengan fitrah ini, yang menandakan adanya kepercayaan dasar kepada satu Tuhan.
• Hadis tentang Fitrah: Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." Hadis ini menunjukkan bahwa pada dasarnya setiap manusia memiliki kecenderungan alami untuk mengenal dan menyembah Allah.

2. Tauhid: Penyembahan kepada Satu Tuhan
• Pengertian Tauhid: Tauhid adalah konsep keesaan Tuhan dalam Islam, yang berarti menyembah dan mengesakan Allah SWT tanpa mempersekutukan-Nya dengan apapun. Tauhid adalah dasar dari ajaran Islam dan inti dari iman seorang Muslim.
• Surah Al-Ikhlas: Surah Al-Ikhlas (112:1-4) adalah salah satu surah yang menegaskan prinsip tauhid. Ayat-ayatnya menyatakan bahwa Allah adalah Esa, tempat bergantung segala sesuatu, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.

3. Manifestasi Tauhid dalam Kehidupan Seorang Muslim
• Ibadah: Semua bentuk ibadah dalam Islam, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, dilakukan semata-mata untuk Allah SWT. Ini adalah wujud nyata dari tauhid dalam kehidupan sehari-hari.
• Doa dan Pengharapan: Seorang Muslim hanya memohon pertolongan dan berdoa kepada Allah. Ini menegaskan keyakinan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak dan bisa memenuhi segala kebutuhan hamba-Nya.
• Ketaatan dan Ketundukan: Tauhid juga tercermin dalam ketaatan dan ketundukan sepenuhnya kepada perintah dan larangan Allah. Seorang Muslim yang bertauhid akan berusaha menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh keikhlasan.

4. Kembali kepada Fitrah
• Kesucian Hati: Menjaga kesucian hati dan pikiran adalah cara untuk tetap berada dalam fitrah yang Allah ciptakan. Menghindari dosa dan perbuatan maksiat membantu menjaga kemurnian fitrah ini.
• Pendidikan dan Dakwah: Mendidik diri sendiri dan generasi berikutnya tentang tauhid dan fitrah sangat penting. Ini bisa dilakukan melalui pendidikan agama yang benar dan dakwah yang mengajak kepada keesaan Allah.

5. Pentingnya Tauhid dalam Kehidupan
• Keselamatan di Akhirat: Tauhid adalah kunci keselamatan di akhirat. Surah An-Nisa (4:48) menegaskan bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah), tetapi Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
• Kedamaian dan Kebahagiaan: Tauhid memberikan kedamaian dan kebahagiaan sejati karena seorang Muslim yang bertauhid sepenuhnya percaya dan bersandar kepada Allah. Ini memberikan ketenangan hati dan pikiran dalam menghadapi segala ujian dan cobaan hidup.

Fitrah manusia adalah kecenderungan alami untuk menyembah satu Tuhan, yaitu Allah SWT, yang dikenal sebagai tauhid. Konsep ini merupakan inti dari iman dalam Islam dan tercermin dalam setiap aspek kehidupan seorang Muslim, dari ibadah hingga ketaatan kepada perintah Allah. Menjaga dan memelihara fitrah ini melalui pendidikan dan kesadaran akan pentingnya tauhid adalah kunci untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update