Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Generasi Krisis Moral Buah Sistem Sekuler dan Liberal

Kamis, 06 Juni 2024 | 06:21 WIB Last Updated 2024-06-05T23:21:36Z

TintaSiyasi.id -- Pendidikan di negeri ini kembali disorot, bukan karena prestasinya yang membanggakan, melainkan karena kerusakan moral yang terjadi di dalam sebuah lembaga pendidikan yang semakin tak terkendali, baik yang dilakukan oleh tenaga pendidik maupun peserta didik itu sendiri, semuanya sudah di luar batas kewajaran bahkan pada sebuah lembaga berbasis keagamaan sekalipun.

Seperti halnya yang terjadi pada sebuah kampus Islam di Surabaya yakni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), di mana beberapa waktu lalu beredar video asusila yang diduga dilakukan mahasiswa mereka di lingkungan kampus. Prof Abdul Muhid (Wakil Rektor III UINSA Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama) membenarkan adanya video yang beredar tersebut. Ia menuturkan video itu diduga kuat direkam di gedung UINSA Kampus Gunung Anyar, Surabaya. Namun, pihak kampus masih melakukan investigasi mendalam terkait kejadian ini dikarenakan masih menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, sehingga tidak mau terlalu cepat mengambil kesimpulan meski nama terduga pelaku sudah dikantongi. Seperti diketahui di dalam video tersebut terekam dua orang (mahasiswa dan mahasiswi) yang melakukan tindakan asusila di salah satu ruangan kampus yang berdinding kaca. (CNN Indonesia, 18/05/2024)

Atas kejadian ini banyak pihak yang dirugikan, terutama kampus yang nama baiknya tercoreng sebagai lembaga pendidikan dengan label ‘Islam'. Meskipun secara tertulis mereka adalah ‘Mahasiswa-Mahasiswi Universitas Islam, namun secara praktiknya, mereka tidak dibina untuk memiliki kepribadian Islam. Karena sistem sekuler liberal menjadikan asas kebebasan dalam kehidupan di mana halal-haram tidak lagi dijadikan standar. Wajar jika yang terjadi adalah tindakan-tindakan yang bertolak belakang dengan syariat Islam.

Dalam sistem sekuler liberal, asas pendidikannya tidak didasarkan kepada akidah Islam begitu pula standar keberhasilan pendidikan hanya dilihat dari angka dan materi semata, tidak sampai membentuk karakter generasi yang berakhlak mulia. Dari sini terlihat jelas betapa buruk potret pendidikan pada sistem sekuler-kapitalis yang diterapkan saat ini. Di mana agama hanya dipakai pada ranah-ranah tertentu misalnya ketika sedang di masjid saja, atau ketika sedang melakukan ibadah ritual. Sedangkan, di luar itu, manusia bebas melakukan apa pun sesuka hati dan hawa nafsu mereka.

Berbeda dengan Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia secara sempurna, sehingga mampu memberikan solusi mengakar atas setiap permasalahan. Dalam sistem pendidikan Islam, output yang dihasilkan yakni melahirkan generasi berkepribadian Islam yang berakhlak mulia, maka akidah Islam dipakai sebagai landasannya. Seluruh pihak yang terlibat akan di ajarkan bagaimana tata cara pergaulan antara laki-laki dan perempuan, baik dengan mahram apalagi dengan yang bukan mahram. Tindakan asusila ini menggambarkan kualitas keimanan yang buruk karena merupakan salah satu perbuatan mendekati zina.

Sebagaimana firman Allah Swt. Dalam QS. Al-Isra ayat 32 yang artinya, “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.

Untuk itu, Islam memiliki tiga pilar penting dalam menjaga pergaulan , di antaranya ketakwaan individu yang dibangun dimulai dari keluarga yang memakai akidah Islam sebagai landasan dalam mendidik generasi, kemudian kepedulian masyarakat terhadap sesamanya jika ada yang melakukan pelanggaran syariat dengan cara amar makruf nahi mungkar, dan yang terakhir yaitu negara yang menerapkan syariat Islam secara Kaffah dengan sanksi yang tegas dan memberikan efek jera (bagi pelaku yang belum menikah dengan cambuk dan yang sudah menikah dengan rajam) Sehingga, perbuatan-perbuatan maksiat, apalagi yang dilakukan di depan umum seperti tindak asusila ini sangat kecil kemungkinannya dapat terjadi.

Wallahu a’lam bishshawab. []


Umul Istiqomah
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update