TintaSiyasi.com -- Menyikapi pernyataan sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikjen Dikti) Kemendikbudristek yang menyebut pendidikan tinggi sebagai edukasi tersier, aktivis Muslimah Dr. Aminatun, M. Si mengatakan untuk mencapai target Indonesia emas 2045 negara memerlukan generasi cerdas.
"Bagaimana dengan target Indonesia emas 2045? Bukankah untuk menjadi negara maju diperlukan peran para pakar? Dimana para pakar itu lahir dari generasi-generasi saat ini," ujarnya di YouTube Muslimah Media Hub dengan tema Polemik Pendidikan Tersier: Sesat Berpikir Paradigma Kapitalis, Sabtu (25/5/2024).
Ia menyakinkan bahwa generasi saat inilah yang nanti akan menyumbang pemikiran cerdasnya untuk kemajuan peradaban.
"Nah, kalau sekarang ini menjadi sesuatu yang opsional, menjadi sesuatu yang dipinggirkan begitu ya, itu yang harusnya tidak begini, harusnya diprotes. Yang dibawa oleh masyarakat itu adalah bagaimana supaya memang pendidikan ini menjadi sesuatu yang ya mayoritaslah dipenuhi oleh negara dan rakyat secara mayoritas pada usianya itu mengikuti itu," terangnya.
Ia juga heran mengapa masyarakat baru sekarang terkaget-kaget. Padahal kalau melihat kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945 maka benar yang dikatakan ibu Sekjen tersebut bahwa amanah undang-undang hanya memenuhi kebutuhan wajib belajar yang kebutuhan wajib belajar tersebut adalah pendidikan dasar 12 tahun.
"Itu yang seharusnya dipikirkan oleh masyarakat. Kenapa ada undang-undang seperti itu, gitu kan. Jadi, pada pasal 31 ayat 1 dan 2 itu memang menyatakan demikian mbak Yuli. Jadi, ayat 1 mengatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, hak ya. Jadi dikatakan pendidikan itu hak dan ini sudah diamandemen lo mbak Yuli dan yang kedua memang dituliskan di situ bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya," paparnya.
Ia melanjutkan, dan memang pendidikan dasar tersebut bertahap. Kalau dulu hanya pendidikan dasar 6 tahun, kemudian meningkat 9 tahun sekarang sudah 12 tahun.
"Nah, yang seharusnya dipikirkan kan itu dan harusnya memunculkan pertanyaan. Jadi, ketika pendidikan itu sampai hanya sebatas pendidikan menengah yang itu menjadi wajib belajar yang diprioritaskan oleh pemerintah. Saya jadi berpikir, terus ke mana nanti generasi kita ini? Bagaimana dengan target Indonesia emas 2045?" pungkasnya.[] Nabila Zidane