Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Melejitkan Potensi Anak Menjadi Prestasi Ketakwaan

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:17 WIB Last Updated 2025-07-08T06:17:07Z

Tintasiyasi.ID -- Pemerhati Keluarga dan Generasi Ustazah Dedeh Wahidah menyatakan bahwa orang tua harus melejitkan potensi anak menjadi prestasi di sisi Allah Swt. sebagai prestasi ketakwaan.

 

"Sebagai orang tua kita diberi amanah oleh Allah supaya anak-anak dididik, sehingga anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang luar biasa, bertakwa, saleh dan salehah, dan bisa melejitkan potensinya menjadi prestasi di sisi Allah Swt. sebagai prestasi ketakwaan ," ujarnya dalam kanal Youtube Muslimah Media Hub, berjudul Potensi Anak untuk Perjuangan Islam, Ahad (30/06/2025).

 

Lanjutnya, bagaimana potensi anak-anak itu melejit menjadi kebaikan, investasi amal saleh bagi orang tua, dan tentu saja mereka tumbuh menjadi generasi pejuang Islam. “Lalu apa yang harus dilakukan supaya orang tua bisa melejit potensi mereka,” ujarnya.

 

Pertama, kenali anak baik buruknya, kelebihan atau kekurangannya. "Kita harus mengenali anak-anak kita. Setiap anak unik, istimewa, tidak bisa disamakan, walaupun lahir dari rahim yang sama, dari rahim kita,” tutrnya.

 

“Kita kenali keunikannya, keistimewaannya, dan pandanglah itu adalah sesuatu yang istimewa dan luar biasa. Sekalipun mungkin menurut orang lain itu kelemahan, tetapi bagi orang tuanya jangan menganggap mereka lemah, tetapi hadapilah keistimewaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita sebagai orang tuanya. Pandangan ini akan berpengaruh kepada riayah kita," jelasnya.

 

Ia melanjutkan, jangan memandang anak sebagai satu beban. "Ketika kita memandang anak sebagai beban yang memberatkan, sesuatu yang akan mempermalukan kita, orang tua tidak bangga dengan anaknya, jangan sampai anugerah Allah itu rusak gara-gara pendidikan, perlakuan orang tuanya yang salah,” ujarnya mengingatkan.

 

“Kalau pun ada kekurangan pada anak, perlakukanlah dengan baik. Ketika dididik dengan sempurna orang tuanya seperti itu akan memiliki optimisme. Bagaimanapun keadaannya dia akan tumbuh menjadi lebih baik karena perlakuan yang baik dari orang tuanya," tambahnya.

 

Kedua, beri kesempatan anak untuk mengembangkan diri dalam proses pembelajaran. "Potensi tidak akan berkembang menjadi sebuah prestasi ketika dia tidak dikembangkan, tidak ditumbuhkan, dan tidak dilejitkan,” bebernya.

 

Sebaliknya, imbuhnya lagi, kekurangan akan tetap menjadi kelemahan ketika tidak diminimalisasikan dan diselesaikan. “Ketika tidak dituntaskan, sampai kapan pun tetap menjadi kelemahan," jelasnya.

 

Ia menyatakan, sebagai orang tua yang bisa dilakukan adalah mengubah anak menjadi berkembang lebih baik, kalau pun dia kurang bisa menutupi kekurangannya dengan ilmu dan skill yang dia ada.

 

"Maka berilah kesempatan untuk anak berkembang dan belajar. Tentu saja belajar yang benar. Pastikan mereka belajar tentang keimanan, hukum syarak, skill kehidupan bagaimana ketika mereka mendapatkan masalah, termasuk masalah-masalah sederhana dalam seharian mereka. Jadi beri mereka kesempatan untuk belajar, kita hanya memfasilitas, beri mereka peluang untuk memgembangkan potensinya," ujarnya.

 

Ketiga, dampingi anak dalam proses tumbuh kembangnya. "Tidak sedikit orang tua merasa puas dan cukup ketika sudah menyekolahkan anak di sekolah privat, sehingga orang tua pun melepaskan begitu saja karena dianggap sudah cukup,” jelasnya.

 

“Pendampingan dengan ilmu saja tidak cukup. Kadang kala yang dominan itu justru bukan ilmu, yang dominan itu pada fase-fase tertentu yang menjadi contoh nyata yang dilihat, yang didengar, bahkan yang dialami oleh anak. Boleh jadi itu lebih membekas pada diri anak,” terangnya.

 

Ustazah Dedeh menyatakan, khawatirnya yang dilihat, didengar, dirasakan oleh anak itu justru sesuatu yang bertentangan dengan hukum syarak. “Karena itu dampingi anak dalam tumbuh kembangnya supaya tahu apa yang terjadi pada anak kita," tuturnya.

 

Keempat, beri motivasi kepada anak untuk melejitkan potensi mereka. "Namanya manusia kadang ada lemahnya, kadang ada semangatnya, karena itu dibutuhkan motivasi orang tua supaya potensi anak bisa melejit,” sebutnya.

 

“Motivasi mereka. Dorong mereka, tentu saja dengan teknik motivasi yang bukan menjatuhkan, tetapi dengan teknik motivasi yang mengembangkan semangat, membuat anak percaya diri, bukan yang akan membuat anak merasa rendah diri," jelasnya.

 

Kelima, berilah apresiasi sekecil apa pun. "Jangan lupa apresiasi anak-anak, sekalipun tentu saja kita tidak boleh abai, tetap ada standar dan itu butuh proses,” sarannya.

 

“Maka kita yang mengarahkan bagaimana untuk anak melakukan perbaikan-perbaikan ke arah yang ideal, menjadi anak saleh dan salehah itu perlu pendidikan yang harus kita jalani  dengan penuh kesabaran dan keyakinan, jadi apresiasi perkembangan anak sekecil apapun itu adalah prestasi bagi proses pendidikan mereka, tanpa kita lupakan ada standar ideal yang harus mereka capai," ujarnya.

 

Kemudian ia melanjutkan, jangan luput untuk berdoa kepada Allah Swt. “Salah satu doanya dalam surah Al-Furqan ayat 74, ‘Ya Allah, anugerahkan kepada kami dari pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang bertakwa.’,” nukilnya.

 

Ia menyimpulkan, anak bukan hanya menjadi penyejuk hati bagi keluarga, tetapi berharap mereka menjadi pemimpin bagi orang-orang mutakin.

 

"Ini adalah cita-cita berskala keumatan. Kita ingin anak yang peduli kepada umat, berperan untuk kebaikan umat, berada di garda terdepan dalam perjuangan umat. Kita selipkan dalam aktivitas pendidikan kita dalam melejitkan potensi anak-anak,” ajaknya.

 

“Doa kita kepada Allah, semoga kita dan anak-anak menjadi pemimpin bagi orang orang-orang bertakwa, pejuang Islam yang istikamah, orang-orang yang bisa melejitkan potensi, dan menjadi prestasi ketakwaan di sisi Allah Swt.," simpulnya.[] Hidayah Muhammad

Opini

×
Berita Terbaru Update