×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bonus Demografi Indonesia, Jalan Menuju Kejayaan?

Jumat, 25 Juli 2025 | 18:27 WIB Last Updated 2025-07-25T11:27:50Z

TintaSiyasi.id -- Menanggapi bonus demografi Indonesia, Analis Ekonomi dari Pusat Kajian dan Analisa Data (PKAD) Ismail Izzuddin mengungkapkan hal ini menjadkan Indonesia apakah saat ini sedang di tepi jurang atau awal jalan menuju kejayaan.

"Kita ini sedang duduk ditepi jurang atau di awal jalan menuju kejayaan! Tahun 2030 adalah deadline besar Indonesia, bukan karena tren global, politik, tetapi karena satu hal, bonus demografi," tuturnya di akun TikTok ismail.pkad, Rabu (23/7/2025).

Artinya, kata Ismail, dalam waktu kurang dari lima tahun ke depan, ada sekitar 70 persen penduduk Indonesia akan berusia produktif antara 15 sampai 64 tahun. Indonesia punya tenaga kerja terbesar sepanjang sejarah tetapi ini bukan jaminan sukses. Kalau semua usia produktif itu tidak produktif beneran justru Indonesia akan menghadapi krisis sosial, pengangguran massal dan tekanan ekonomi yang luar biasa 

Lebih lanjut dia menuturkan, kalau negara ini gagal sekarang, mungkin tidak akan punya kesempatan kedua. Tetapi kalau sukses, Indonesia tidak cuma jadi negara besar, tetapi akan menjadi peradaban baru. 

"2030 bukan sekadar angka itu panggilan sejarah dan kita adalah generasi yang ditunggu dunia. Jepang pernah sukses dengan bonus demografinya tetapi beberapa negara, seperti Afrika memgalami kegagalan. Pertanyaannya kita mau sukses atau jadi gagal bareng-bareng? Jawabannya kita wajib investasi pada manusia," tuturnya.

Ia mengatakan, saat ini Indonesia bukan hanya membutuhkan generasi yang paham coding dan AI tetapi juga paham mengapa Allah menciptakan manusia. 

"Kita butuh anak muda yang jago bisnis dan ekonomi dan sadar bahwa setiap aktivitas dan tindakannya dipertanggung jawabkan di akhirat," ungkapnya.

Selain itu, ia menegaskan, saat ini bukan lagi gongta ganti kurikulum baru atau bangun sekolah megah, tetapi paradigma pendidikan yang ditetapkan, butuh edukasi bukan cuma teknis tetapi juga spiritual, strategis, dan beradab.

"Anak muda yang sadar kalau tiap skill itu alat untuk membangun peradaban bukan sekadar cari cuan, kalau mindsetnya adalah saya bekerja bukan cuma untuk kaya tetapi untuk membawa berkah dan membangun peradaban itu baru power," pungkasnya.[] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update