×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Muliakan Orang Tuamu, Niscaya Allah Akan Muliakan Dirimu

Jumat, 13 Juni 2025 | 11:16 WIB Last Updated 2025-06-13T04:16:09Z

TintaSiyasi.id -- Pendahuluan: Akar Kemuliaan dalam Islam

Dalam perjalanan hidup manusia, salah satu pilar keberkahan terbesar yang sering terlupakan adalah berbakti kepada kedua orang tua. Islam menempatkan posisi orang tua begitu tinggi, bahkan setelah perintah mentauhidkan Allah. Ini bukan tanpa alasan—karena dari merekalah kehidupan bermula, dari peluh dan air mata merekalah masa depan seorang anak dibangun.

Firman Allah dalam Surah Al-Isra’ ayat 23 menjelaskan dengan tegas:

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak..."

Inilah pangkal utama dari kemuliaan: menghormati orang tua sebagai cerminan iman, akhlak, dan kecerdasan spiritual.

Berbakti sebagai Jalan Kemuliaan Dunia dan Akhirat

Berbakti kepada orang tua bukan hanya tuntutan moral atau budaya ketimuran, tetapi merupakan ibadah agung dalam Islam. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Keridhaan Allah terletak pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan orang tua.”
(HR. Tirmidzi)

Hadis ini menjadi fondasi bahwa posisi seorang anak di sisi Allah ditentukan oleh bagaimana ia memperlakukan ayah dan ibunya.

Apakah Anda ingin hidup penuh keberkahan? Ingin dimudahkan urusan? Ingin rezeki mengalir lancar? Maka muliakanlah orang tuamu.

Dimensi Spiritual: Orang Tua sebagai Wasilah Rahmat Allah

Orang tua adalah wasilah (perantara) datangnya kasih sayang dan ampunan Allah. Bahkan doa orang tua untuk anaknya, sebagaimana disebut dalam hadis:

“Tiga doa yang mustajab tanpa keraguan: doa orang tua untuk anaknya…”
(HR. Tirmidzi)

Muliakan mereka, doakan mereka setiap hari, dan rawat mereka sebagaimana mereka merawat kita di masa kecil. Karena saat mereka ridha, maka langit pun terbuka untuk mencurahkan rahmat atas kita.

Muliakan Orang Tua, Maka Allah Akan Mengangkat Derajatmu

Perhatikanlah bagaimana kemuliaan dunia sering kali datang kepada mereka yang memperlakukan orang tuanya dengan penuh adab dan kasih. Banyak cerita dari para ulama besar dan orang-orang sukses di dunia modern—mereka tumbuh dalam rahmat karena mereka tidak pernah melupakan jasa orang tua.

Imam Bukhari tidak berani duduk lebih tinggi dari ibunya.
Imam Ahmad bin Hanbal merawat ibunya dengan tangannya sendiri.
Ibnu Sirin tak pernah berbicara dengan suara tinggi kepada ibunya.

Lalu bagaimana dengan kita?

Tantangan Zaman Modern: Saat Kemuliaan Terabaikan

Di era digital ini, banyak anak mulai melupakan keutamaan ini. Orang tua ditinggalkan di kampung, sementara anak sibuk mengejar karier. Ada yang merasa “malu” memperkenalkan orang tuanya yang sederhana di depan khalayak.

Padahal, siapa pun yang mengabaikan orang tuanya, sejatinya sedang menutup pintu keberkahan hidupnya sendiri. Kehidupan akan kehilangan arah, karena akar kemuliaannya telah dipotong.

Berbakti Tidak Hanya Saat Mereka Hidup

Sering kali kita menyesal ketika orang tua telah tiada. Namun Islam memberikan kita jalan agar tetap bisa memuliakan mereka, bahkan setelah wafatnya:

1. Mendoakan mereka setiap hari.

2. Menyambung silaturahmi dengan sahabat-sahabat mereka.

3. Menunaikan nazar atau janji mereka yang belum sempat dilakukan.

4. Bersedekah atas nama mereka.

Ini semua adalah bentuk cinta yang melampaui dunia.

Penutup: Jalan Menuju Kemuliaan Dimulai dari Rumahmu

Jika engkau ingin tahu bagaimana nasibmu di masa depan, lihatlah bagaimana engkau memperlakukan orang tuamu hari ini.

“Barang siapa yang berbuat baik kepada orang tuanya, niscaya Allah akan membuka pintu-pintu kebaikan baginya dari arah yang tak disangka-sangka.”

Mari kita jadikan momen ini sebagai titik balik. Mulailah dari hal-hal sederhana:

Menelepon orang tua setiap hari dengan penuh hormat.

Mencium tangan mereka dan meminta doa sebelum beraktivitas.

Membantu kebutuhan mereka tanpa diminta.

Tidak membantah ucapan mereka, kecuali dalam hal kemaksiatan.

Muliakanlah orang tuamu. Maka engkau akan dimuliakan Allah, dimuliakan manusia, dan dimuliakan oleh sejarah.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
(Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update