×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Konflik Iran-Israel, FIWS: Umat Islam Memerlukan Political Will yang Lebih Besar

Rabu, 25 Juni 2025 | 09:22 WIB Last Updated 2025-06-25T02:22:32Z

Tintasiyasi.ID -- Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS), Farid Wadjdi menyatakan bahwa umat Islam memerlukan political will yang lebih besar untuk benar-benar menyelesaikan isu Palestina.

 

“Kita memerlukan political will yang lebih besar untuk benar-benar menyelesaikan persoalan Palestina demi menghapuskan keberadaan penjajah Yahudi tersebut,” katanya dalam kanal YouTube Rayah TV berjudul Di Balik Konflik Iran vs Israel, Iran Bebaskan Palestina?, Sabtu (21/06/2025).

 

Menanggapi konflik yang terjadi, ia menyatakan bahwa telah terjadi beberapa kali dan kali ini fasilitas nuklir serta militer Iran menjadi sasaran serangan oleh Israel, sementara kota-kota utama Israel dibalas serang oleh Iran.

 

“Israel telah mengirim lebih dari 200 pesawat tempur untuk menghancurkan fasilitas nuklir dan membunuh beberapa pejabat tinggi militer Iran. Sebanyak 14 ilmuwan nuklir Iran turut terbunuh. Ini menimbulkan pertanyaan besar, bagaimana Israel bisa menyerang dengan begitu tepat hingga dapat menyasar pejabat-pejabat tertinggi militer dan para ilmuwan nuklir ini,” jelasnya.

 

Ia menambahkan bahwa serangan balasan Iran kali ini adalah yang paling kuat dibanding sebelumnya, namun tetap bersifat terbatas, seperti yang dinyatakan oleh pihak berwenang Iran.

 

“Menlu Iran juga pernah menyatakan bahwa Iran tidak berniat meningkatkan ketegangan. Operasi ini bersifat terbatas dan defensif,” katanya lagi.

 

Farid juga menjelaskan tentang sikap Amerika yang tidak bereaksi, karena serangan-serangan Iran masih belum dianggap sebagai ancaman terhadap eksistensi penjajah Yahudi.

 

Menurutnya, Amerika Serikat memiliki tiga kepentingan strategis utama di Timur Tengah, “Pertama, pasokan energi, minyak, dan gas. Amerika sangat berkepentingan dalam hal ini karena jika sumber energi ini tidak lagi berada di bawah kendali Amerika, itu akan mengancam kepentingan Amerika dan juga negeri-negeri Barat lainnya,” ungkapnya.

 

Kedua, ancaman dari kebangkitan kekuatan politik Islam di Timur Tengah. “Timur Tengah dahulu pernah disatukan oleh Khilafah ala Minhajin Nubuwwah, dan ini dipandang sebagai sebuah ancaman. Amerika sadar bahwa jika umat Islam bersatu, mereka tidak akan membiarkan kekuatan politik manapun yang berusaha menyatukan umat Islam, terutama di Timur Tengah – apalagi di bawah Khilafah ala Minhajin Nubuwwah,” ujarnya.

 

Ketiga, mempertahankan eksistensi penjajah Yahudi. “Bagi Amerika, ini adalah hal yang tidak bisa dikompromikan. Politik Israel akan digunakan sebagai alat politik Amerika untuk menjalankan kejahatan yang sebenarnya diinginkan oleh Amerika, tanpa mencemarkan citra Amerika itu sendiri. Ini memang menjadi karakter politik Amerika,” jelasnya lagi.

 

Menurutnya, jika serangan Iran benar-benar mampu menghapuskan keberadaan penjajah Yahudi, terdapat beberapa hambatan besar yang harus diatasi agar umat Islam benar-benar terbebas dari cengkeraman penjajahan.

 

“Jika Iran mampu menghapuskan penjajah Yahudi Zionis, terdapat beberapa hambatan besar di antaranya: pertama, konsep negara bangsa (nation-state) menjadi hambatan terbesar untuk menggerakkan mobilisasi militer dan menyatukan umat Islam, terlebih lagi untuk membebaskan bumi Palestina karena dibelenggu oleh alasan ‘kepentingan nasional’,” terangnya.

 

Kedua, hambatan dari hukum internasional. “Para pemimpin negeri Islam sangat patuh pada hukum internasional, padahal Israel dan Amerika sendiri tidak pernah peduli terhadapnya,” ujarnya.

 

“Selama negeri-negeri Islam, termasuk Iran, masih terikat pada hukum internasional, ini akan terus menjadi hambatan besar untuk melancarkan serangan menyeluruh terhadap Israel,” ujarnya.

 

Ketiga, campur tangan Amerika. “Amerika akan tetap campur tangan karena kebijakan mereka selalu mengutamakan eksistensi militer Israel. Oleh karena itu, setiap ancaman yang dikategorikan sebagai ‘ancaman terhadap eksistensi’ akan dijawab dengan respons besar-besaran oleh Amerika,” jelasnya.

 

Ia menyimpulkan bahwa sangat relevan jika ada seruan agar umat Islam kembali menegakkan Khilafah ala Minhajin Nubuwwah, yang akan menghapuskan batas negara bangsa serta menyatukan dan menggerakkan pasukan-pasukan dari negeri-negeri Islam.

 

“Umat Islam memerlukan sebuah kekuatan global yang benar-benar mewakili ideologi dan kepentingan Islam serta umat Islam, dan bentuknya adalah Khilafah 'ala Minhajin Nubuwwah,” pungkasnya.[] Rahmah

 


 


 

 

Opini

×
Berita Terbaru Update