Tintasiyasi.id.com -- Laknatullah semakin merajalela di tanah Palestina, sudah ribuan nyawa tak berdosa menjadi kebiadaban zionis. Genosida yang terjadi di Gaza hanya jadi bahan diskusi di forum resmi dunia tanpa adanya solusi. Kekuatan negara super power menjadi penyebab penghalang berbagai aksi yang akan dilakukan untuk saudara muslim kita di Palestina.
Berbagai penyeruan atau pemboikotan tidak dapat menghentikan serangan tentara zionis terhadap warga Gaza, aktivis kemanusian, jurnalis dan tenaga kesehatan. Penyeruan jihad hanya sebatas demontrasi dan boikot tanpa adanya aksi yang nyata.
Kekuatan umat Islam sedang diuji, mau bersatu dalam perjuangan Islam atau mencari aman demi hidup yang nyaman ?
Kewajiban muslim untuk membantu saudara sesama muslim, hal inilah yang perlu galang untuk pembebasan Palestina.
Penderitaan rakyat Gaza semakin membuat miris setiap orang. Penjajahan yang dilakukan Zionis semakin membrutal tanpa ada rasa kemanusian. Berbagai kecaman dari organisasi dan dunia pun tidak dihiraukan. Genosida kian hari kian bertambah tanpa ada bantuan dari dunia luar, Palestina terisolisasi dari negara luar.
Begitu mirisnya ketika anak-anak Gaza memakan daging kura-kura akibat membabi butanya serangan Zionis. Penyerangan yang bertubi-tubi di Gaza telah melumpuhkan krisis pangan, sehingga daging kura-kura menjadi alternatif sumber protein (CNNIndonesia.com, 19/04/2025).
Dari awal sampai dengan hari ini sudah terbukti bahwa pemerintah dunia hanya sebagai penonton belum ada aksi untuk menurunkan tentara membela warga Palestina dalam memerangi Zionis. Para penguasa muslim dunia harus bersatu untuk membentuk kekuatan militer dengan mengirimkan tentara yang terbaik memberantas musuh-musuh Islam.
Palestina tidak butuh hanya fatwa namun aksi secara nyata untuk membebaskan tanah milik umat Islam. Jihad sudah diserukan namun aksi nyata sampai saat ini belum ada reaksinya. Pemersatu umat secara global dalam perisai penegakan Islam secara kaffah, akan mampu menghentikan penjajahan di Palestina.
Kehadiran seorang pemimpin umat sangat diharapkan hal itu harus menjadi prioritas yang utama. Pemimpin yang dapat menegakan Islan di bawah naungan khilafah, serta dapat memberikan kesadaran pemikiran secara idiologis.
Sesungguhnya kekuasaan tertinggi ada di tangan umat, karena umatlah yang mampu menjadi pengawas dalam pemerintahan. Rakyat dalam naungan khilafah dapat memaksa pemimpin melakukan sesuatu sesuai keinginan umat demi keadilan bersama.
Jika pemimpin dalam khilafah berbuat tidak adil umat berhak menuntut untuk segera mengganti secara paksa dengan yang lain. Dalam sistem sekuler hal tersebut tidak berlaku. Berdasarkan hal tersebut perlu memberikan kesadaran pada umat melalui dakwah bahwa umat wajib bersatu untuk menuntut penguasa muslim untuk melaksanakan jihad fiisabilillah dan mewujudkan khilafah.
Ghirah umat harus dipupuk agar menjadi lebih terarah dan paham akan pentingnya menerapkan aturan Islam. Dakwah harus dilakukan dengan jamaah tidak bisa sendiri.
Aktivis dakwah harus terus bergerak untuk mempersatukan umat serta dapat memperjuangkan Islam kaffah demi terwujudnya kemerdekaan Palestina. Kebangkitan Islam perlu diperjuangkan untuk menegakan negeri seperti di masa Rasullulah Saw.[]
Oleh: Ariyana
(Aktivis Muslimah)