Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Akar Kemiskinan bukan Banyak Anak tetapi Penerapan Sistem Kapitalisme

Jumat, 09 Mei 2025 | 08:46 WIB Last Updated 2025-05-09T01:46:44Z
TintaSiyasi.id -- Merespons pernyataan Wakil Menteri Pemberdayaan Veronica Tan yang mengatakan kalau mau banyak duit jangan banyak anak, Pakar Ekonomi Syariah Dr. Arim Nasim mengatakan, akar kemiskinan bukan banyaknya anak tetapi penerapan sistem kapitalisme dan para ruwaibidhah.

"Akar masalah kemiskinan itu bukan banyak dan sedikitnya anak tetapi penerapan sistem kapitalisme dan para ruwaibidhah yaitu orang bodoh yang mengurus urusan umat," ungkapnya di akun Facebook Arim Nasim, Ahad (4/5/2025).

Ia menjelaskan, kemiskinan saat ini adalah kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Salah satu prinsip kapitalisme yang menyebabkan kemiskinan struktural adalah prinsip liberalisasi kepemilikan atau swastanisasi pengelolaan sumber daya alam.

"Dampak dari swastanisasi adalah monopoli sumber daya alam (SDA) milik publik dan hajat hidup orang banyak oleh swasta. Akhirnya Rakyat harus membeli dengan harga mahal barang-arang tersebut," paparnya.

Ia melanjutkan, di sisi lain, negara untuk membiayai kegiatannya memalak rakyat dalam bentuk pajak yang mencekik dan mengambil utang dengan suku bunga yang tinggi sehingga tahun 2025 untuk membayar bunga saja sebesar 552 trilyun.

Akibat dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme, lanjut dia, terjadilah kesenjangan ekonomi yang sangat parah, menurut penelitian Cellious, jumlah kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia sama dengan 50 juta penduduk Indonesia.

Selain itu, ia menyesalkan, dana APBN yang harus digunakan untuk pelayanan kepada rakyat sebagian besar di korupsi oleh Pejabat bahkan angka nya cukup fantasis sampai 30 persen dari anggaran. Sehingga, pernyataan Wamen tersebut, menurutnya adalah pernyataan jahiliyah.

"Karena faktanya ada yang anaknya cuma 1 tetapi tetap miskin dan tidak punya banyak uang, tetapi sebaliknya banyak konglomerat dan para koruptor banyak uangnya walaupun banyak anaknya," tegasnya.

Ia menambahkan, pernyataan Menteri Pemberdayaan sejalan dengan perilaku orang jahiliyyah yang diabadikan didalam ayat Al Qur'an, mereka suka membunuh anak-anaknya karena takut miskin, Allah Swt. berfirman :
ولا تقتلوا اولادكم خشية املاق نحن نرزقكم واياكم

Janganlah membunuh anak anakMu karena takut miskin.

Jadi faktanya banyak sedikitnya anak tidak "ada hubungan dengan banyak atau sedikitnya uang," pungkasnya.[] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update