Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kriminalitas Menggurita, Rakyat Kian Menderita

Minggu, 16 Februari 2025 | 10:34 WIB Last Updated 2025-02-16T03:35:30Z
TintaSiyasi.id -- Potret buram kehidupan semakin menambah bingkai keterpurukan dan kemerosotan peradaban manusia yang hakiki. Berbagai kasus marak bermunculan di tengah meningkatnya kecanggihan informasi dan teknologi. Anehya, justru pola pikir manusia semakin kebablasan.

Berbagai macam kasus terjadi, mulai dari tawuran, judi online yang berujung pada pinjaman online, bullying, kekerasan remaja di lingkungan keluarga, hingga kehamilan usia dini. Pelakunya pun berasal dari berbagai kalangan, baik dewasa, remaja, bahkan anak-anak di bawah umur.

Kasus pertama, menurut keterangan Kapolres Musi Rawas, AKBP Andi Supriadi, melalui Kasat Reskrim Iptu Ryan Tiantoro Putra, sekitar pukul 23.00 WIB, seorang pria bernama Ismail (40), warga Kelurahan Selagit, Kabupaten Musi Rawas, ditangkap polisi setelah menganiaya ibu kandungnya yang berinisial SA (80). Disebabkan kekalahan dalam judi online, pria ini naik pitam dan menyiksa ibunya dengan mencekik, membanting, serta mengancam menggunakan gunting agar diberikan uang. Beruntung, nyawa sang ibu dapat diselamatkan oleh cucunya (kumparan.com).

Kasus kedua, Kapolres Sambas, AKBP Sugiyatmo, melalui Kasat Reskrim Polres Sambas, AKP Rahmad Kartono, menemukan mayat bayi laki-laki di dalam parit (anak sungai) di Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas, pada Jumat, 7 Februari 2025. Polisi berhasil mengungkap kasus tersebut dan mengamankan ibu dari bayi tersebut yang diketahui masih di bawah umur (kumparan.com).

Kasus ketiga, mengutip SerambiNews.com, pada Sabtu, 1 Februari 2025, seorang remaja perempuan di Desa Kejambon, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mengamuk dan mengancam orang tuanya dengan senjata tajam hanya karena tidak dibelikan produk perawatan kulit (skincare). Sikap agresif remaja ini viral di media sosial, sehingga pihak kepolisian melalui Kapolsek Taman, AKP Ciptanto, menangkap remaja tersebut dan menghadirkan penasihat psikiater untuk memberikan konseling.

Selain itu, kasus tawuran pelajar, geng motor, serta tawuran antarwarga dan organisasi masyarakat (ormas) juga terus meningkat. Tawuran warga kerap terjadi akibat perselisihan sosial dan perebutan lahan parkir, seperti yang pernah terjadi di kawasan Lenteng Agung, Tanjung Priok, Menteng, dan daerah lainnya. Sementara itu, tawuran antarpelajar sudah menjadi berita harian dan seolah menjadi tradisi, meskipun menelan banyak korban jiwa.

Akar Permasalahan

Meningkatnya kriminalitas dari tahun ke tahun seolah menjadi fenomena sosial yang terus berulang. Maraknya penggunaan media sosial dapat mendorong manusia melakukan berbagai tindakan kriminal karena akses yang cepat dan mudah. Jika ditelaah lebih dalam, muncul pertanyaan: mengapa ini terus terjadi?

Kriminalitas di kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor. Di antaranya:

1. Kelemahan dalam mengontrol diri atas hawa nafsu demi memenuhi keinginan.

2. Krisis identitas dan kepercayaan diri yang benar di kalangan remaja.

3. Merosotnya fungsi keluarga sebagai tempat utama pembentukan karakter.

4. Tekanan ekonomi dalam keberlangsungan hidup.

Orang tua yang seharusnya memiliki peran penting dalam pengasuhan anak justru tergerus oleh pemikiran yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh tekanan sistem ekonomi kapitalisme yang menciptakan kemiskinan struktural.

Kemiskinan yang meningkat memicu tingginya angka kriminalitas, menyebabkan kehancuran tatanan kehidupan masyarakat, serta lemahnya hukum dan penegakannya di negara ini.

Sistem kapitalisme dengan ideologi sekulerisme membentuk pola pikir masyarakat menjadi sekuler, yakni memisahkan agama dari kehidupan. Sekularisme mendorong kebebasan dalam segala aspek: bebas berperilaku, bebas berpendapat, bebas memilih agama atau tidak beragama, serta bebas memiliki sesuatu tanpa batasan syariat. Akibatnya, masyarakat hanya berorientasi pada aspek materi demi kesenangan duniawi, tanpa mempertimbangkan dampaknya.

Media sosial yang tersedia bagi masyarakat lebih banyak mengarah pada konten negatif. Negara pun tidak mampu mengontrol atau menekan penyebaran konten yang tidak bermanfaat. Akibatnya, pembentukan kepribadian yang mulia dalam masyarakat diabaikan. Inilah dampak dari kapitalisme yang menggurita dalam berbagai sektor, mulai dari pendidikan, perekonomian, kesehatan, hingga keamanan. Lantas, bagaimana cara menyelesaikan fenomena ini?

Solusi Islam

Penyelesaian atas berbagai kerusakan sosial yang terjadi hanya dapat dilakukan jika negara menerapkan aturan Islam secara menyeluruh, sebagaimana yang diterapkan oleh Rasulullah saw. dalam sistem Khilafah.

Islam mewajibkan negara menjadi penanggung jawab atas kesejahteraan umatnya. Ada beberapa metode yang dapat diterapkan negara untuk menyelamatkan generasi dari kehancuran, di antaranya:

1. Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum

Negara wajib menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber hukum syariat Islam, karena aturan dari Allah Swt. telah terbukti dapat menyelesaikan berbagai permasalahan sosial.

2. Pendidikan Keluarga yang Islami

Negara wajib membina orang tua agar memahami cara mendidik anak sesuai Islam, mengenalkan identitas Muslim yang benar, serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan anak. Dengan demikian, pola pikir orang tua, anak, dan masyarakat akan selalu berorientasi pada ibadah kepada Allah Swt.

Dengan tumbuhnya pemikiran Islam, kontrol diri akan semakin kuat sehingga masyarakat tidak mudah berbuat maksiat. Jika standar halal dan haram dijadikan pedoman, budaya amar makruf nahi mungkar akan tumbuh dan mencegah kemaksiatan menjamur di masyarakat.

3. Sistem Pendidikan Islam

Negara wajib menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam, yang bertujuan membentuk generasi berkualitas dan bertakwa.

Generasi yang memiliki kepribadian Islam yang kuat akan mampu mencegah diri dari tindakan kriminal. Dalam Islam, anak tidak hanya dipersiapkan untuk dunia kerja yang berorientasi pada materi, tetapi juga dididik agar menjadi individu yang tangguh, produktif, dan berkontribusi bagi umat.

Negara wajib menyediakan: Fasilitas pendidikan gratis, Pendanaan untuk penelitian ilmiah, Pengajar berkualitas dan Kurikulum berbasis Islam

4. Sistem Ekonomi Islam

Negara wajib menjamin kesejahteraan rakyat, baik secara individu maupun masyarakat. Islam memastikan: Pendidikan, kesehatan, dan fasilitas umum gratis, Lapangan kerja yang merata dan berkeadilan, Distribusi aset negara secara adil.

Dengan demikian, kesejahteraan rakyat dapat terwujud tanpa perlu bergantung pada sistem kapitalisme yang menindas.

5. Sistem Keamanan Islam

Negara adalah penjaga (ra‘in) bagi umat, sehingga pemerintah wajib: Mengontrol media sosial agar bebas dari konten negatif, Menindak tegas penyebar konten maksiat, Menggunakan media sebagai sarana dakwah Islam

Negara juga harus menggunakan teknologi informasi sebagai alat untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia, sehingga terwujudlah negara yang menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).

Wallahu a‘lam bish-shawab

Oleh: Dewi Poncowati
Aktivis Muslimah Peduli Generasi

Opini

×
Berita Terbaru Update