Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jadilah Ahli dan Ambillah Bagian dari Setiap Ilmu

Jumat, 27 Desember 2024 | 05:12 WIB Last Updated 2024-12-26T22:12:52Z
TintaSiyasi.id  Ungkapan "Jadilah ahli dan ambillah bagian dari setiap ilmu" mengandung motivasi yang mendalam untuk terus belajar dan mengembangkan diri secara holistik dalam berbagai cabang ilmu. Dalam Islam, konsep ini selaras dengan anjuran untuk menuntut ilmu sepanjang hayat, sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah).

Berikut adalah pemahaman dan langkah-langkah yang relevan dengan makna dari pernyataan tersebut:

1. Menjadi Ahli di Bidang Tertentu
• Fokus pada Spesialisasi: Dalam perjalanan hidup, penting untuk memilih bidang yang kita minati dan kuasai. Ini menciptakan keahlian yang bisa bermanfaat untuk masyarakat. Misalnya, seseorang yang mendalami ilmu fikih atau kedokteran dapat memberikan kontribusi besar dalam bidang tersebut.
• Kedalaman Ilmu: Menjadi ahli berarti memahami sesuatu secara mendalam, melampaui pengetahuan dasar. Dalam hal ini, kita dituntut untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga menerapkannya secara praktis.
Dalil:
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Dia akan memahamkannya dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Ambil Bagian dari Setiap Ilmu
• Ilmu Adalah Cahaya: Setiap ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia, membawa manfaat jika digunakan dengan benar. Kita dianjurkan untuk mengambil manfaat dari setiap bidang ilmu tanpa mengabaikan nilai-nilai agama.
• Menghindari Ketidaktahuan: Mengambil bagian dari setiap ilmu bukan berarti menjadi ahli di semua bidang, tetapi memiliki pemahaman dasar untuk menjalani kehidupan secara bijak dan komprehensif. Misalnya, seorang ulama tetap perlu memahami ilmu sosial, sains, atau ekonomi untuk memberikan pandangan yang relevan terhadap permasalahan umat.
Dalil:
“Dan Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 5).

3. Hikmah Belajar dari Semua Ilmu
• Mengembangkan Pemikiran Holistik: Dengan memahami berbagai cabang ilmu, seseorang dapat melihat keterkaitan antara satu disiplin ilmu dengan yang lain. Misalnya, bagaimana sains mendukung ajaran Islam atau bagaimana seni bisa menjadi media dakwah.
• Memberikan Manfaat Lebih Luas: Orang yang menguasai banyak aspek ilmu dapat memberikan solusi yang lebih lengkap terhadap permasalahan masyarakat.
Contoh Inspiratif:
• Ibnu Sina: Seorang ahli kedokteran, filsafat, dan logika.
• Al-Khawarizmi: Ahli matematika dan astronomi, tetapi juga memahami nilai-nilai agama.
• Imam Syafi’i: Selain ahli dalam ilmu agama, beliau juga memahami ilmu bahasa dan logika.

4. Prinsip dalam Menuntut Ilmu
• Niat yang Ikhlas: Belajar untuk mencari ridha Allah dan manfaat bagi umat manusia.
• Keseimbangan: Mengutamakan ilmu agama sebagai panduan hidup, tetapi juga mengambil ilmu dunia sebagai sarana menjalankan tugas kekhalifahan di muka bumi.
• Praktik dan Amal: Ilmu harus diamalkan, sebab ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah.

5. Kesimpulan
Menjadi ahli di suatu bidang dan mengambil bagian dari berbagai ilmu adalah perintah mulia dalam Islam. Hal ini mencerminkan keseimbangan antara spesialisasi dan wawasan yang luas. Dengan mendalami satu bidang tertentu, kita bisa menjadi ahli. Namun, mengambil bagian dari berbagai ilmu memperluas perspektif dan membangun keselarasan antara ilmu dunia dan akhirat.
Mari terus belajar, mencari kebenaran, dan menyebarkan manfaat dari ilmu yang kita pelajari!

"Ilmu itu lebih baik dari harta. Ilmu Menjagamu, sedangkan engkau menjaga harta," demikian nasihat saydina Ali bin Abi Thalib Ra.

Pernyataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. yang mengatakan, "Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjagamu, sedangkan engkau menjaga harta," merupakan nasihat bijaksana yang mengandung pesan mendalam tentang keutamaan ilmu dibandingkan dengan kekayaan materi. Berikut adalah penjelasan maknanya:

1. Ilmu Lebih Bernilai daripada Harta
• Ilmu Tidak Akan Habis
Ilmu adalah sesuatu yang terus berkembang dan bertambah seiring dengan penggunaannya, sedangkan harta akan habis jika dibelanjakan. Ilmu membawa manfaat yang lebih luas, baik di dunia maupun di akhirat.
• Ilmu Meningkatkan Derajat
Dalam Islam, orang yang berilmu memiliki kedudukan yang tinggi. Allah SWT berfirman:
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadalah: 11).

Sedangkan harta tidak dapat memberikan kedudukan abadi, karena kekayaan dunia hanya bersifat sementara.

2. Ilmu Menjagamu, Sedangkan Engkau Menjaga Harta
• Ilmu Sebagai Penjaga
Ilmu memberi panduan hidup yang benar, menjaga seseorang dari kesalahan, kebodohan, dan dosa. Ilmu tentang halal dan haram, misalnya, menjaga manusia agar tidak terjerumus ke dalam hal yang dilarang.
• Harta Memerlukan Perlindungan
Sebaliknya, harta membutuhkan penjagaan yang konstan. Pemiliknya harus mengamankan, merawat, dan mengelola harta tersebut agar tidak hilang atau berkurang nilainya. Ini menciptakan beban dan tanggung jawab tambahan.

3. Ilmu Membawa Manfaat di Dunia dan Akhirat
• Ilmu adalah Warisan Para Nabi
Rasulullah Saw bersabda:
“Para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat besar.”
(HR. Abu Dawud). 

Harta hanya memberikan manfaat duniawi, sementara ilmu memberikan panduan untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
• Ilmu Memberi Pahala yang Terus Mengalir
Ilmu yang diajarkan kepada orang lain akan menjadi amal jariyah. Hal ini tidak berlaku untuk harta kecuali jika diinfakkan di jalan Allah.
4. Ilmu Adalah Sumber Kebahagiaan Sejati
• Harta Bisa Membutakan
Jika tidak digunakan dengan bijak, harta dapat membuat seseorang lupa diri, sombong, dan serakah. Sebaliknya, ilmu memberikan kebijaksanaan dan ketenangan dalam menjalani hidup.
• Kebutuhan Jiwa dan Akal
Manusia tidak hanya membutuhkan materi, tetapi juga membutuhkan ilmu untuk menenangkan jiwa, memahami tujuan hidup, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
5. Pesan Praktis dari Nasihat Sayyidina Ali
• Utamakan Menuntut Ilmu: Jadikan ilmu sebagai prioritas utama dalam hidup, baik ilmu agama maupun ilmu dunia yang bermanfaat.
• Infakkan Harta untuk Menuntut Ilmu: Gunakan harta untuk mendukung pendidikan dan pengembangan diri, karena ilmu akan menghasilkan keberkahan lebih besar daripada harta itu sendiri.
• Bagikan Ilmu: Ilmu akan semakin bermanfaat jika disebarkan kepada orang lain.

Kesimpulan

Nasihat Sayyidina Ali ra. ini mengajarkan kita untuk menghargai ilmu di atas harta. Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan hidup, memberikan panduan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya, harta adalah titipan sementara yang harus dijaga dan tidak membawa manfaat abadi jika tidak digunakan di jalan yang benar.
Semoga kita senantiasa diberi taufik untuk menuntut ilmu dan menggunakannya untuk kebaikan.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.  
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update