1. Salat yang
khusyuk:
o Lakukan salat
lima waktu dengan penuh kekhusyukan dan tepat waktu.
o Tambahkan salat
sunah, seperti salat Duha, Tahajud, dan Witir.
2. Membaca
dan memahami al-qur’an:
o Bacalah al-qur’an
setiap hari dan usahakan untuk memahaminya dengan membaca tafsir.
o Amalkan
ajaran-ajaran al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
3. Zikir dan doa:
o Perbanyak zikir,
seperti tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.
o Berdoa
kepada Allah Swt. dalam setiap kesempatan, baik setelah salat maupun dalam
aktivitas sehari-hari.
4. Puasa sunah:
o Lakukan
puasa sunah seperti puasa Senin dan Kamis, serta puasa ayyamul bidh
(tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah).
5. Menuntut ilmu:
o Ikuti kajian
atau majelis ilmu yang dapat memperdalam pengetahuan agama.
o Baca
buku-buku atau artikel yang dapat meningkatkan pemahaman tentang Islam.
6. Amal saleh:
o Lakukan
amal saleh seperti sedekah, membantu sesama, dan berbuat baik kepada tetangga.
o Ikut serta
dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan yang dapat membawa manfaat bagi orang
lain.
7.
Memperbaiki akhlak:
o Berusaha
untuk selalu berperilaku baik dan menjaga hubungan baik dengan sesama.
o Menjauhi
sifat-sifat tercela seperti hasad, riya, dan takabur.
8. Berkumpul dengan
orang saleh:
o Bergaul
dengan orang-orang yang taat dan memiliki akhlak yang baik.
o Ikut serta
dalam komunitas atau kelompok yang memiliki tujuan untuk meningkatkan keimanan.
9. Istikamah
dalam ibadah:
o Tetap
konsisten dalam melaksanakan ibadah dan kebaikan.
o Jangan
mudah putus asa dan selalu berusaha memperbaiki diri.
10. Muhasabah
diri:
o Lakukan
introspeksi diri secara rutin untuk menilai dan memperbaiki kualitas ibadah dan
akhlak.
o Renungkan
dan evaluasi setiap tindakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Dengan
menggunakan sarana-sarana tersebut, insyaallah kita dapat mendekatkan diri
kepada Allah Swt. dan meraih rida-Nya dalam kehidupan kita.
Allah SWT
berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱبۡتَغُوٓاْ
إِلَيۡهِ ٱلۡوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُواْ فِي سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang
mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu
mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah [5]: 35)
Sobat. Allah
memerintahkan orang-orang mukmin supaya selalu berhati-hati, mawas diri jangan
sampai terlibat di dalam suatu pelanggaran, melakukan larangan-larangan agama
yang telah diperintahkan Allah untuk menjauhinya.
Menurut
sebagian mufasir, menjauhi larangan Allah lebih berat dibandingkan dengan
mematuhi perintah-Nya. Tidak heran kalau di dalam Al-Qur'an, kata ittaqu
yang maksudnya supaya kita menjaga diri jangan sampai melakukan larangan agama,
disebut berulang sampai 69 kali, sedang kata ati'u yang berarti supaya
kita patuh kepada perintah agama hanya disebutkan 19 kali.
Di samping
menjaga diri memperketat terhadap hal-hal yang mungkin menyebabkan kita berbuat
pelanggaran atau ketentuan-ketentuan agama, kita harus pula selalu mencari
jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, yaitu dengan jalan melaksanakan
perintah-Nya dan mengamalkan segala sesuatu yang diridai.
Ibnu 'Abbas,
Mujahid, Abu Wali, al-hasan, Zaid, 'Ata, as-sauri dan lain-lain, mengartikan al-wasilah
di dalam ayat ini dengan mendekatkan diri. Mengenai pengertian ini, Ibnu Kasir
dalam tafsirnya (2/52), berkata:
Pengertian
yang telah diberikan oleh para imam ini, tidak terdapat perbedaan antara para
mufasir.
Kata wasilah
ada kalanya berarti tempat tertinggi di surga, sebagaimana sabda Rasulullah
saw:
"Apabila
engkau bersalawat kepadaku, maka mintakanlah untukku "wasilah". Lalu
beliau ditanya: "Wahai Rasullullah, apakah wasilah itu?" Rasullulah
menjawab, "Wasilah itu ialah derajat yang paling tinggi di surga tidak ada
yang akan mencapainya kecuali seorang saja dan saya berharap, sayalah orang
itu." (Riwayat Ahmad dari Abu Hurairah).
Menjauhi dan
meninggalkan larangan Allah serta melaksanakan perintah-Nya adalah hal-hal yang
tidak mudah, karena nafsu yang ada pada tiap manusia itu selalu mengajak
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan yang baik, yaitu melanggar dan
meninggalkan perintah Allah sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan." (Q.S. Yusuf [12]:
53).
Oleh karena
itu, kita harus berjuang untuk mengekang hawa nafsu, mengatasi segala kesulitan
dan mengelakkan semua rintangan yang akan menyebabkan kita bergeser dari jalan
Allah agar kita berada di atas garis yang telah ditetapkan. Dengan demikian
kita akan memperoleh kebahagiaan yang telah dijanjikan oleh Allah.
Sebaik-baik
wasilah yang dilakukan oleh seorang hamba kepada Allah adalah dengan
menjalankan ketaatan dan bermal saleh.
Benar sekali,
sebaik-baik wasilah atau perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah
dengan menjalankan ketaatan dan melakukan amal saleh. Berikut adalah beberapa
cara untuk mengaplikasikan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari:
1. Salat yang
khusyuk dan tepat waktu
* Salat lima
waktu adalah kewajiban utama dan sarana utama mendekatkan diri kepada Allah.
* Menjaga
kekhusyukan dalam salat dengan memahami makna bacaan dan gerakan.
2. Membaca
dan memahami al-qur’an
* Membaca al-qur’an
setiap hari dan berusaha memahami serta mengamalkan isinya.
* Menghafal
ayat-ayat al-qur’an dan mempelajari tafsirnya untuk pemahaman yang lebih
mendalam.
3. Zikir dan doa
* Perbanyak zikir
kepada Allah, baik dengan tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.
* Memanjatkan
doa dalam setiap kesempatan, memohon ampunan dan petunjuk dari Allah.
4. Menjaga puasa
sunah
*
Melaksanakan puasa sunah seperti Senin dan Kamis, serta puasa pada hari-hari
tertentu seperti ayyamul bidh.
* Menjaga
puasa wajib di bulan Ramadan dengan sebaik-baiknya.
5. Sedekah
dan amal sosial
* Berinfak
dan bersedekah kepada yang membutuhkan, baik secara materi maupun nonmateri.
* Aktif dalam
kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat dan ummat.
6. Menuntut ilmu
agama
* Menghadiri
majelis ilmu, mengikuti kajian, dan membaca buku-buku agama untuk memperdalam
pengetahuan.
* Mengajarkan
ilmu yang telah dipelajari kepada orang lain.
7. Berbuat baik
dan menjaga akhlak
* Memiliki
akhlak yang baik, jujur, sabar, dan rendah hati dalam berinteraksi dengan
sesama.
* Menjaga
hubungan baik dengan keluarga, tetangga, dan teman-teman.
8. Istikamah
dalam ibadah
* Konsisten
dalam melaksanakan ibadah dan amal saleh, tidak hanya di waktu-waktu tertentu.
* Mencari
cara untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas ibadah.
9. Muhasabah
dan tobat
* Rutin
melakukan introspeksi diri dan muhasabah untuk menilai dan memperbaiki diri.
* Memohon
ampunan kepada Allah atas segala kesalahan dan dosa, serta berusaha untuk tidak
mengulanginya.
10.
Memperbanyak syukur
* Selalu
bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah, baik yang besar maupun
kecil.
* Menunjukkan
rasa syukur dengan meningkatkan kualitas ibadah dan ketaatan.
Dengan
menjalankan ketaatan dan memperbanyak amal saleh, kita dapat memperkuat
hubungan kita dengan Allah SWT dan meraih rida-Nya. Ini adalah cara terbaik
untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan meraih kebahagiaan sejati, baik di dunia
maupun di akhirat.
Oleh: Dr.
Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku
Gizi Spiritual dan Dosen Psikologi Pendidikan Pascasarjana UIT
Lirboyo