Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Keutamaan dan Pentingnya Kalimat Tauhid

Selasa, 18 Juni 2024 | 09:27 WIB Last Updated 2024-06-18T02:27:32Z

TintaSiyasi.id -- Kalimat Tauhid, yaitu "Laa ilaaha illallah" (Tidak ada tuhan selain Allah), adalah inti dan fondasi dari keimanan dalam Islam. Kalimat ini memiliki keutamaan dan pentingnya yang sangat besar dalam kehidupan seorang Muslim. Berikut adalah beberapa keutamaan dan pentingnya Kalimat Tauhid:


Keutamaan Kalimat Tauhid

Pertama. Kunci Surga:
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa yang mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada tuhan selain Allah, maka dia akan masuk surga." (HR. Muslim). Kalimat Tauhid adalah pintu masuk ke surga dan menjadi penentu nasib akhirat seorang Muslim.

Kedua. Pilar Utama Iman:
Kalimat Tauhid adalah inti dari Rukun Islam dan Rukun Iman. Tanpa keyakinan terhadap keesaan Allah, seseorang tidak dianggap sebagai Muslim. Ini adalah syahadat yang mengesahkan seseorang sebagai Muslim.

Ketiga. Penghapusan Dosa:
Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman: "Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Ku, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi pula." (HR. Tirmidzi).

Keempat. Perlindungan dari Neraka:
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan 'Laa ilaaha illallah' dengan ikhlas, maka dia akan masuk surga dan diselamatkan dari neraka." (HR. Bukhari).

Kelima. Ketenangan Hati dan Jiwa:
Mengingat dan mengucapkan Kalimat Tauhid memberikan ketenangan dan kedamaian dalam hati seorang Muslim. Allah berfirman: "Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." (QS. Ar-Ra’d: 28).


Pentingnya Kalimat Tauhid

Pertama. Dasar Keimanan dan Keislaman:
Kalimat Tauhid adalah dasar dari seluruh ajaran Islam. Semua amalan dan ibadah seorang Muslim harus dibangun di atas pondasi keimanan terhadap keesaan Allah. Tanpa Tauhid, ibadah dan amal baik tidak akan diterima oleh Allah.

Kedua. Pembeda Antara Muslim dan Non-Muslim:
Pengucapan dan keyakinan terhadap Kalimat Tauhid adalah yang membedakan seorang Muslim dari orang yang bukan Muslim. Ini adalah deklarasi keimanan yang membedakan keyakinan seorang Muslim dari keyakinan agama lain.

Ketiga. Menghindarkan dari Syirik:
Dengan mengucapkan dan meyakini Kalimat Tauhid, seorang Muslim menegaskan bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Ini menghindarkan seseorang dari syirik, yaitu mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, yang merupakan dosa terbesar dalam Islam.

Keempat. Dasar dari Segala Ibadah:
Semua bentuk ibadah dalam Islam, baik itu shalat, zakat, puasa, maupun haji, didasarkan pada Tauhid. Tanpa keyakinan pada keesaan Allah, ibadah-ibadah tersebut tidak memiliki makna dan tidak akan diterima oleh Allah.

Kelima. Menumbuhkan Sikap Tawakkal dan Tawadu’:
Keyakinan pada Tauhid mengajarkan seorang Muslim untuk selalu bergantung kepada Allah dalam segala urusan (tawakkal) dan merendahkan diri di hadapan-Nya (tawadu’). Ini menumbuhkan rasa syukur, kesabaran, dan ketenangan dalam menghadapi berbagai ujian hidup.

Keenam. Pembersihan Jiwa:
Tauhid membersihkan jiwa dari berbagai macam kesyirikan, takhayul, dan keyakinan yang menyimpang. Ini menjadikan hati seorang Muslim tulus dalam beribadah hanya kepada Allah dan tidak bergantung kepada selain-Nya.

Ketujuh. Persatuan Umat Islam:
Kalimat Tauhid adalah asas persatuan umat Islam di seluruh dunia. Meskipun berbeda dalam banyak hal, umat Islam bersatu dalam keyakinan yang sama terhadap keesaan Allah.


Kesimpulan

Kalimat Tauhid, "Laa ilaaha illallah," adalah deklarasi utama dari keimanan seorang Muslim. Ia adalah pondasi dari semua ajaran dan praktik Islam, dan menjadi sumber kekuatan, kedamaian, dan keselamatan. Dengan menghayati dan mengamalkan Kalimat Tauhid, seorang Muslim menjalani hidupnya dengan penuh kesadaran akan keesaan Allah, yang membawa kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Konsekuensi mengesakan Allah adalah Kepatuhan dan Ketaatan pada Pada Syariat-Nya.

Benar sekali, konsekuensi dari mengesakan Allah (Tauhid) adalah kepatuhan dan ketaatan kepada syariat-Nya. Tauhid tidak hanya berupa pengakuan lisan, tetapi juga harus tercermin dalam perbuatan dan amalan sehari-hari. Berikut adalah beberapa aspek yang menjelaskan hubungan antara Tauhid dan ketaatan kepada syariat Allah:

Pertama. Kepatuhan dalam Beribadah
Shalat: Menunaikan shalat lima waktu dengan khusyuk dan tepat waktu adalah bentuk ketaatan yang paling mendasar. Shalat adalah tiang agama dan cara utama untuk berkomunikasi langsung dengan Allah.
Puasa: Menjalankan ibadah puasa, terutama di bulan Ramadhan, adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah yang menunjukkan kepatuhan terhadap perintah-Nya.
Zakat: Membayar zakat adalah bentuk ketaatan finansial yang menunjukkan kepedulian terhadap sesama dan kepatuhan kepada aturan Allah mengenai harta kekayaan.
Haji: Melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu adalah bentuk kepatuhan dan ketaatan yang menunjukkan pengorbanan dan kesetiaan kepada Allah.

Kedua. Mengikuti Hukum dan Perintah Allah
Hukum Hudud: Kepatuhan terhadap hukum-hukum hudud, seperti yang berkaitan dengan pencurian, zina, dan lain-lain, adalah bentuk ketaatan kepada syariat Allah yang ditetapkan dalam Al-Qur'an dan Hadis.
Pakaian dan Etika: Mematuhi aturan-aturan tentang pakaian yang sopan dan menutup aurat, serta menjaga etika dalam pergaulan, adalah bentuk ketaatan dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat.

Ketiga. Menghindari Larangan dan Maksiat
Jauhi Syirik: Tidak menyekutukan Allah dengan apa pun adalah inti dari Tauhid. Menghindari semua bentuk kesyirikan adalah bentuk ketaatan yang paling fundamental.
Larangan-larangan Lain: Menghindari minuman keras, perjudian, riba, dan perbuatan haram lainnya adalah bentuk ketaatan yang menunjukkan kepatuhan kepada Allah dan kesungguhan dalam menjalankan syariat-Nya.

Keempat. Berakhlak Mulia
Kejujuran dan Amanah: Menjaga kejujuran dan amanah dalam segala urusan adalah bentuk ketaatan kepada Allah dan mencerminkan akhlak yang diajarkan oleh Islam.
Berkasih Sayang dan Menolong Sesama: Mengasihi dan membantu sesama manusia adalah perintah Allah yang menunjukkan kepedulian dan cinta kasih kepada makhluk-Nya.

Kelima. Mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW
Meneladani Akhlak Rasulullah: Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dalam berbagai aspek kehidupan adalah bentuk ketaatan yang menunjukkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Menghidupkan Sunnah: Mengamalkan sunnah dalam ibadah, muamalah, dan adab sehari-hari adalah cara untuk menunjukkan kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.

Keenam. Tawakkal dan Kesabaran
Bertawakkal kepada Allah: Mengandalkan Allah dalam setiap urusan dan berserah diri kepada-Nya adalah bentuk ketaatan yang menunjukkan keimanan yang kuat.
Bersabar dalam Ujian: Menghadapi ujian dan cobaan dengan sabar dan tetap taat kepada Allah adalah bentuk ketaatan yang menunjukkan kedewasaan spiritual.


Kesimpulan

Mengesakan Allah (Tauhid) berarti mengakui bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan ditaati. Konsekuensinya adalah kita harus mematuhi semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Ketaatan kepada syariat Allah mencakup segala aspek kehidupan, mulai dari ibadah, muamalah, hingga akhlak dan perilaku sehari-hari. Dengan ketaatan dan kepatuhan ini, kita menunjukkan bahwa pengakuan kita terhadap keesaan Allah bukan hanya di lisan, tetapi juga tercermin dalam setiap tindakan dan perbuatan kita. []


Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual

Opini

×
Berita Terbaru Update