Tintasiyasi.ID-- Di dunia ini, manusia mengenal berbagai macam rasa takut: takut miskin, takut gagal, takut kehilangan, bahkan takut mati. Namun ada satu rasa takut yang justru menjadi bekal keselamatan, bukan kegelisahan: rasa takut kepada Allah SWT (khauf).
Takut kepada Allah bukanlah ketakutan yang membuat lari menjauh. Justru ia adalah rasa takut yang mendekatkan. Ia bukan rasa ngeri seperti takut kepada api atau binatang buas, melainkan rasa takut yang penuh cinta dan harap, takut mengecewakan Zat yang Maha Pengasih, takut menjauh dari-Nya, takut kehilangan cahaya petunjuk-Nya.
Rasa Takut yang Dimiliki Para Nabi dan Orang Shalih
Allah memuji para nabi dan hamba-Nya yang memiliki rasa takut yang mendalam:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُم بِٱلۡغَيۡبِ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ وَأَجۡرٞ كَبِيرٞ
12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb mereka yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al-Mulk: 12)
Rasulullah SAW sendiri adalah manusia paling mulia, namun paling takut kepada Allah. Beliau bersabda:
“Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya di antara kalian.”
(HR. Bukhari)
Mengapa Rasa Takut kepada Allah Itu Penting?
1. Membangun Kesadaran Ilahiyah
Rasa takut kepada Allah membuat seseorang selalu sadar bahwa Allah Maha Melihat. Ia merasa diawasi. Inilah pangkal dari ihsan, yaitu beribadah seolah-olah melihat Allah.
"Bukankah Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi di dalam dada?"
(QS. Al-Mulk: 13)
2. Menjadi Perisai dari Dosa
Orang yang takut kepada Allah tidak akan mudah bermaksiat, meskipun tak ada manusia yang melihat. Ia tahu bahwa Allah menyaksikan setiap perbuatannya.
“Adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.”
(QS. An-Nazi'at: 40–41)
3. Menghidupkan Hati yang Lembut
Takut kepada Allah menjadikan hati lembut, mudah menangis karena dosa, dan tidak keras oleh dunia. Hati seperti ini mudah menerima petunjuk dan kasih sayang-Nya.
“Dua mata yang tidak akan disentuh api neraka: mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah.”
(HR. Tirmidzi)
Pengaruh Rasa Takut kepada Allah dalam Kehidupan
Menjaga Lisan dan Perbuatan
Orang yang takut kepada Allah akan menjaga lisannya dari ghibah, bohong, dan menyakiti. Ia juga akan menjaga tangannya dari mengambil yang haram dan kakinya dari melangkah ke tempat maksiat.
Menumbuhkan Etos Kerja Amanah
Takut kepada Allah menjadikan seseorang bekerja bukan sekadar untuk gaji atau pujian, tetapi karena tanggung jawab kepada Allah. Ia jujur, disiplin, dan berkomitmen tinggi.
Menguatkan Keteguhan dalam Ujian
Saat menghadapi musibah, orang yang memiliki rasa takut kepada Allah tidak mudah menyerah. Ia tahu bahwa ujian adalah bagian dari kasih sayang Allah untuk mengangkat derajatnya.
Menjaga Hablum Minallah dan Hablum Minannaas
Ia memperbaiki hubungan vertikal dengan Allah dan hubungan horizontal dengan sesama. Ia tahu bahwa amal diterima jika niatnya lurus dan hubungan sosialnya bersih.
Rasa Takut yang Melahirkan Harapan
Islam mengajarkan bahwa antara khauf (takut) dan raja' (harap) harus seimbang. Seorang hamba tidak boleh hanya takut hingga putus asa, dan tidak boleh hanya berharap hingga berani bermaksiat.
“Mereka berdoa kepada Tuhan mereka dengan rasa takut dan harap.”
(QS. As-Sajdah: 16)
Takut akan mengingatkan kita pada keadilan Allah. Harap akan mengingatkan kita pada kasih sayang-Nya.
Penutup: Takut yang Menuntun kepada Surga
Takut kepada Allah adalah energi spiritual yang menjaga seseorang tetap berada di jalan yang lurus. Ia menjadikan hidup lebih hati-hati, lebih penuh makna, dan lebih terarah. Ia bukan ketakutan yang menekan, melainkan ketundukan yang membebaskan, karena ia menumbuhkan kesadaran bahwa dunia ini hanya tempat singgah, dan akhirat adalah tempat tinggal abadi.
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya disediakan dua surga.”
(QS. Ar-Rahman: 46)
Semoga kita termasuk hamba-hamba yang takut kepada Allah dalam kesendirian, dalam keheningan malam, dalam kegelapan dunia, dan menjadikan rasa takut itu sebagai pelita yang menuntun kita menuju ridha dan surga-Nya.
Oleh. Dr Nasrul Syarif M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)