×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Membangun Budaya Literasi sebagai Pilar Kebangkitan Umat

Jumat, 13 Juni 2025 | 11:23 WIB Last Updated 2025-06-13T04:24:04Z

TintaSiyasi.id -- “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1)
Inilah ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah SAW, menandai dimulainya peradaban Islam dengan semangat membaca, memahami, dan mencerahkan.

Pendahuluan

Kebangkitan umat Islam tidak akan pernah terwujud tanpa kebangkitan ilmu pengetahuan. Dan kebangkitan ilmu tidak akan terjadi tanpa budaya literasi yang kokoh. Dalam sejarah Islam, tradisi menulis, membaca, berdiskusi, dan mengkaji ilmu menjadi pilar kejayaan peradaban. Hari ini, di tengah derasnya arus digital dan informasi, umat Islam ditantang untuk membangun kembali tradisi ilmiah yang mencerahkan. Literasi bukan sekadar kemampuan teknis, melainkan jalan menuju pencerahan akal dan kejernihan iman.

Literasi dalam Perspektif Islam

Islam tidak memisahkan antara ilmu dan iman. Literasi adalah bagian dari ibadah, jika diniatkan untuk mencari ridha Allah. Al-Qur’an menyebut kata ilmu dan turunannya lebih dari 750 kali, menunjukkan betapa ilmu dan pemahaman menjadi ruh peradaban Islam.

Para ulama terdahulu seperti Imam Al-Ghazali, Ibn Sina, Al-Kindi, dan Ibn Khaldun adalah contoh nyata dari generasi literat: mereka membaca, menulis, dan menebarkan ilmu untuk umat. Bahkan, pada masa keemasan Baghdad, perpustakaan Baitul Hikmah menjadi simbol bahwa kekuatan umat lahir dari ilmu, bukan dari kekayaan atau kekuasaan semata.

Krisis Literasi Umat dan Akibatnya

Sayangnya, umat Islam saat ini menghadapi krisis literasi yang serius. Banyak yang lebih tertarik pada berita viral, gosip, atau konten hiburan semata, daripada memperdalam pengetahuan agama dan dunia. Data UNESCO pernah mencatat bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, dan ini menjadi gejala umum di banyak negara Muslim lainnya.

Krisis literasi ini melahirkan efek domino: dangkalnya pemahaman agama, mudahnya umat terprovokasi hoaks, berkembangnya takfirisme tanpa dasar, serta melemahnya daya saing umat di panggung global.

Membangun Kembali Budaya Literasi Umat

Ada beberapa langkah strategis dan inspiratif yang bisa dilakukan untuk membangkitkan budaya literasi:

1. Menghidupkan Tradisi Membaca dan Menulis di Rumah dan Masjid
Orang tua dan guru ngaji harus menjadi teladan. Mulailah dari rumah-rumah kita: sediakan buku, buat waktu baca bersama, dan biasakan menulis refleksi harian. Masjid pun harus kembali menjadi pusat ilmu, bukan sekadar tempat ritual.

2. Literasi Spiritual: Membaca dengan Hati yang Ikhlas
Literasi bukan hanya soal banyak membaca, tetapi bagaimana membaca dengan hati yang terhubung kepada Allah. Membaca Al-Qur’an dan tafsirnya, membaca sejarah nabi dan sahabat, serta menggali hikmah dari kehidupan.

3. Digitalisasi Literasi Islam
Gunakan teknologi untuk menebarkan dakwah literasi. Banyak pemuda Muslim aktif di media sosial — mari jadikan mereka sebagai duta literasi digital Islam. Podcast, e-book, kelas daring, dan konten YouTube edukatif bisa menjadi sarana efektif.

4. Menghidupkan Majelis Ilmu dan Diskusi Ilmiah
Budaya literasi tumbuh subur di tengah interaksi intelektual. Mari hidupkan kembali majelis-majelis ilmu yang membahas kitab, isu kontemporer, dan tantangan zaman dengan semangat keterbukaan dan kasih sayang.

5. Gerakan Wakaf Buku dan Perpustakaan Masjid
Wakaf bukan hanya tanah dan uang, tetapi juga ilmu. Gerakan wakaf buku berkualitas untuk perpustakaan masjid, pesantren, dan komunitas sangat penting untuk menyebarluaskan ilmu yang benar dan terpercaya.

Penutup: Literasi sebagai Amal Jariyah

Literasi bukanlah aktivitas biasa. Ia adalah ibadah dan amal jariyah. Setiap ilmu yang dibagikan, setiap anak yang tercerahkan, setiap generasi yang bangkit karena sebuah buku, akan menjadi pahala yang terus mengalir.

Umat yang literat adalah umat yang kuat: tidak mudah dibodohi, tidak mudah disesatkan, dan tidak mudah dijajah oleh ideologi asing. Dengan membangun budaya literasi, kita tidak hanya mencerdaskan diri, tetapi juga ikut serta membangkitkan umat menuju cahaya peradaban yang diridhai Allah SWT.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update